I'm Asep Rudi Casmana: Program Bela Negara (untuk siapa)?

WILUJEUNG SUMPING DINA SERATAN KANG ASEP


Jumat, 04 Maret 2016

Program Bela Negara (untuk siapa)?

Oleh Asep Rudi Casmana, S.Pd.
FOKUSUTAMA.COM – Bela Negara merupakan sebuah program untuk meningkatkan keamanan dan rasa nasionalisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Baru-baru ini, pemerintah melalui Kementrian Pertahanan sedang mencoba untuk menerapkan dan mensukseskan program tersebut karena hal ini dipercaya dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari setiap individu warga Negara Indonesia khususnya dalam bidang dasar kemiliteran. Namun pada kenyataanya, hal ini sering diasumsikan sebagai sebuah program wajib militer dimana masyarakat yang terlibat dalam program ini harus menempuh latihan fisik dan mental guna mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ketika bahaya perang mengancam. Kebanyakan masyarakat ketakutan dan enggan mengikuti program ini karena tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan pribadi mereka.
Ada banyak pendapat mengenai konsep yang sesuai dengan pelaksanaan dan implementasi dalam mendukung program bela negara. Sebagai seorang guru Pendidikan Kewarganegaran, saya sangat setuju dengan proses pelaksanaan program bela negara ini dengan menerapkan konsep “militer modern” (sebuah konsep yang tidak hanya menekankan kepada fisik dan mental saja, namun juga memperdalam strategi dan taktik secara intelektual dalam peperangan) yang dapat dikonsumsi tepat sasaran oleh warga Negara Indonesia untuk melindungi keutuhan NKRI ini.

Di era globalisasi yang sekarang sedang menjalar ke Indonesia, perang yang dihadapi bukanlah sebuah pertarungan seperti yang telah terjadi para periode masa penjajahan Indonesia oleh bangsa Belanda. Namun, perang kontemporer adalah sebuah perkelahian melalui media digital yang salah satunya melalui penyadapan yang pernah dilakukan oleh warga Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Oleh sebab itu, konsep yang diperlukan dalam bela negara yang akan diterapkan oleh pemerintah haruslah diprogramkan dengan kapasitas dan kapabilitas warga Negara Indoensia guna melawan peperangan modern.
Dalam proses implementasinya, ada banyak pilihan yang dapat menjadi sasaran utama diantaranya adalah warga sipil, para peserta didik di tingkat menengah dan atas serta para mahasiswa. Jika program bela negara diterapkan kepada warga sipil yang sudah memiliki aktivitas dalam pekerjaan sehari hari, menurut pendapat penulis hal ini akan sangat sulit, karena mereka akan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya. Misalnya, salah satu target pemerintah adalah para guru, secara otomatis para pendidik akan memilih untuk mengabdikan kepada sekolah untuk mengajar dan mentransfer ilmu kepada para murid-muridnya di kelas daripada mengikuti program pelatihan ini. Apalagi bagi mereka yang sudah berkeluarga, pada dasarnya hal itu akan sangat sulit untuk membagi waktu. Namun, hal tersebut dapat disiasati pada saat program training atau pembelakan pra-jabatan. Ambil contoh para pegawai negeri sipil, sebelum mereka resmi menjadi abdi negara, mereka harus terlebih dahulu mengikuti program pra-jabatan. Dalam hal ini, pemerintah dapat memasukan program-program yang merupakan indikator dari bela negara.
Sasaran kedua adalah para peserta didik di SMP dan SMA, usia yang tergolong muda ini dapat menerima program bela Negara yang merupakan program pemerintah. Mereka dapat dengan mudah mengikuti program tersebut disela-selah sekolahnya. Materi yang diberikan kepada peserta ini adalah yang berupa penanaman nilai-nilai nasionalisme yang dapat membuat para siswa bangga terhadap bangsanya. Menurut Ernest Renan, rasa nasionalisme itu akan tumbuh ketika adanya sebuah kehendak untuk bersatu serta mereka memahami mengenai latar belakang dan sejarah bangsa Indonesia. Sehingga, perlu adanya materi yang dapat menumbuhkan para siswa bangga terhadap bangsa Indonesia.
Menurut pendapat Alvano Yulian dari Badan Tenaga Nuklir Nasional, pada saat perkembangan perang digital saat ini, para mahasiswa adalah sasaran yang tepat dalam implementasi program bela Negara. Mereka adalah orang-orang yang sedang menempuh proses pendidikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mempertahankan keamanan Negara. Pada saat libur semester, pemerintah dapat memanfaatkan waktu luang ini untuk penerapan program bela negara dengan komposisi materi yang berbeda-beda di setiap jurusannya.
Mahasiswa jurusan kedokteran dapat dilatih bagaimana caranya menjadi tim medis yang sangat professional pada saat perang sedang terjadi secara cepat dan tepat. Hal ini dapat membantu para personel perang supaya mereka dapat bertahan hidup sehingga kembali membela Negara. Selain itu, mahasiswa kedokteran juga dapat dilatih mengenai pertolongan utama di kapal militer. Sehingga meskipun di belakang layar, mereka dapat berkontribusi dalam proses bela Negara.
Sedangkan untuk para mahasiswa jurusan biologi dan kimia, mereka dapat dilatih tentang bagaimana proses pembuatan senjata yang terbuat dari kuman dan virus yang dapat mematikan lawan perang secara langsung. Hal ini sangat perlu dikembangkan di Indonesia, karena dengan sumberdaya alam yang melimpah, Indonesia dapat membuat senjata yang tersebuat dari kuman dan virus. Selain itu, mereka perlu diberikan pelatihan bagaimana proses penyembuahan dan pencegahan, sehingga ketika dalam perang dan musuh menggunakan senjata tersebut serta melukai personel perang bangsa Indonesia, hal ini dapat diatasi dengan mudah.
Untuk para mahasiswa teknik nuklir, mereka perlu dibekali oleh proses penyembuahan dari bom nuklir atau bocornya nuklir yang radiasinya menyebabkan bahaya bagi warga Negara Indonesia. Cara cepat pengobatan dan pencegahan ini dapat dilakukan guna mempertahankan kesehatan para personel militer Indonesia. Sedangkan untuk para mahasiswa jurusan teknik komputer dan informatika, konten materi bela negara yang diberikan adalah bagaimana proses perlindungan terhadap penyadapan. Seperti yang dilakukan oleh Australia terhadap pemerintah Indonesia, hal ini dapat diatasi dengan memperoleh pelatihan yang mengenai hal tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada jaman modern ini, dalam perang, tidak hanya fisik dan mental yang perlu diperkuat untuk bela negara. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi serta globalisasi, strategi dan kemampuan intelektual yang sangat diperlukan sebagai upaya untuk bela negara.
Tulisan ini dipublikasikan oleh fokusutama.com
http://fokusutama.com/program-bela-negara-untuk-siapa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar