I'm Asep Rudi Casmana: November 2013

WILUJEUNG SUMPING DINA SERATAN KANG ASEP


Senin, 25 November 2013

Konvensi hari Guru SMA Labschool Jakarta

"Selamat hari guru bapak"

 Dengan kompak para siswa yang diwakili oleh OSIS SMP dan SMA Labschool Jakarta serta para orangtua murid yang tergabung dalam POMG menyambut para guru di depan pintu utama Sekolah labschool. Pada awalnya saya sangat kaget dengan sambutan mereka, saya pikir hari ini adalah hari senin seperti biasa, namun ternyata mereka sangat menghargai dan menghormati para guru-guru yang telah memberikan ilmu kepada mereka. Setiap guru yang lewat pada hari ini diberikan setangkai bunga oleh para siswa, ini sebagai ucapan terimakasih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa di SMA Labschool Jakarta.

"Beri aku 10 pemuda, maka aku akan guncang dunia" (Soekarno, Presiden RI pertama)
"beri aku 1 siswa Labschool, maka aku akan musnahkan para koruptor" (Ibu Indira, kepala BPS Labschool Jakarta)

Itu adalah petikan dari kata-kata motivasi yang diberikan oleh Ibu Indira, ketua BPS SMA Labschool Jakarta. Momen hari guru pada tanggal 25 November 2013 ini dirayakan oleh para siswa, guru serta orang tua murid labschool Jakarta. pasca penyambutan para guru, mereka langsung menuju lapangan upacara. disana dilajutkan dengan dengan upacara rutin hari senin. Ini adalah moment spesial serta penghargaan yang sangat luar biasa bagi para guru yang telah mensukseskan kita semua. tanpa adanya seorang guru, kita semua tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. mari kita hormati guru kita, minimalnya dengan mendengarkan dan tidak ribut ketika ia sedang menerangkan di kelas.

Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan pengumuman penghargaan bagi para siswa SMP dan SMA Labschool yang berprestasi. mereka yang telah berjuangn dalam berbagai perlombaan, diumumkan kepada teman-temannya yang lain. ini merupakan hal yang sangat luar biasa, sebuah kebanggaan tersendiri apabila kita telah berhasil memperjuangkan nama Labschool di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Berbagai prestasi telah diraih oleh siswa-siswi berprestasi labschool Jakarta. Selain itu juga terdapat konser musik serta persembahan tarian, itu semua karya siswa/i SMA Labschool.

Upacara telah berakhir, kini saya melanjutkan untuk mengajar di kelas XI IPS 2.

Ini adalah minggu terakhir saya mengajar sebagai guru PPL di SMA Jakarta, berbagai suka dan duka ketika mengajar telah saya rasakan disini. ini akan menjadi motivasi utama untuk melaju kepada tarap kesuksesan berikutnya.

Semoga saya bisa menemukan para siswa yang sangat luar biasa, seperti mereka (SMA Labschool Jakarta)

- To be continue

Sejarah Hari Guru 25 November

Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.

Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

Sabtu, 23 November 2013

Demokrasi a'la INDONESIA

Negara Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan menggunakan sistem demokrasi. Dalam sejarah kemerdekaannya, Indonesia telah menganut sistem demokrasi sejak diproklamasikannya kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada tahun 1945. Pada saat itu Indonesia menggunakan sistem demokrasi parlementer. Menurut Abraham Lincoln bahwa demokrasi merupakan sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, artinya rakyatlah yang memiliki wewenang penuh dalam menentukan suatu kebijakan dalam sebuah negara. Sehingga demokrasi diasumsikan sebagai sebuah sistem yang baik dalam tatanan suatu Negara, meskipun tidak semua negara menggunakannya. 

Dalam sejarah perkembangannya, Indonesia telah menggunakan beberapa kali pergantian sistem demokrasi. Dimulai dengan demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin pada saat rezim Soekarno, demokrasi Pancasila pada saat rezim Soeharto serta Demokrasi Pancasila  orde reformasi yang sekarang sedang terjadi. Namun pada setiap rezim demokrasi selalu terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap sistem demokrasi yang tidak semestinya dilakukan. Misalnya pada saat rezim Soekarno telah muncul Ketetapan MPRS no. 3/MPRS/1963 yang berisi mengenai pengangkatan Presiden Soekarno seumur hidup, tidak adanya batasan masa kepemimpinan seorang presiden pada rezim Soeharto, hingga saat ini banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sebagai bukti penyimpangan terhadap system demokrasi. 

Kondisi-kondisi yang terjadi dari dulu hingga saat ini menurut Sumantri (1998:4) merupakan tatanan kehidupan undemocratic democracy atau sebuah tatanan kehidupan yang hanya sistemnya saja yang menggunakan demokrasi namun pada pelaksanaannya jauh dari yang diharapkan. Melihat kondisi-kondisi seperti yang telah terjadi diatas, agenda utama yang harus segera dilaksanakan oleh pemerintah adalah mengembangkan pendidikan demokrasi konstitusional yang religious dan mencerdaskan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Undang-undang nomor 20 tahun 2003. 

Gandal and Finn (1992:02) mengatakan bahwa democracy cannot teach itself and it is not inherrited – it is learned as a life-long learning process. Semakna dengan itu,  Alexis de Toqueville (Branson, 1998:2) mengemukakan ”democracy is not a machine that  would go on itself, but must be consciously reproduced, one generation after another. Untuk itu, maka pendidikan demokrasi tidak dilaksanakan secara ”trial and error” atau ”taken for granted, tetapi didesain secara sistemik dan sistematis untuk membina dan mengembangkan prinsip-prinsip, nilai dan budaya warga negara demokratis, partisipatif dan berkeadaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia. Oleh sebab itu, pelaksanaan dan penerapan demokrasi perlu diperkenalkan sejak dini yaitu pada saat seseorang di sekolah, sehingga implementasinya dapat diperoleh secara langsung dan melekat pada diri individunya. 

Terdapat dua konsep besar dalam proses implementasi nilai-nilai demokrasi secara langsung. Seperti yang diungkapkan oleh Gandal and Finn (1992:4-5) Pertama, school-based democracy education model, yakni model pendidikan demokrasi berbasis sekolah dalam konteks pendidikan formal. Model ini menurut Polma (Suhartono, dkk.,2008) dikembangkan untuk mendekatkan materi pembelajaran dengan objek sesungguhnya atas pengkajian fenomena sosial secara langsung. Pengembangan model ini dilaksanakan melalui bentuk kegiatan pembelajaran intra dan ekstra kurikuler yang bernuansa demokratis. Kedua, society-based democracy education model”, yakni pendidikan demokrasi dalam konteks kehidupan masyarakat.  

Berdasarkan kedua teori tersebut, penerapan konsep ”school-based democracy education model” merupakan salahsatu solusi utama untuk memperbaiki dan mempercantik kehidupan demokrasi di Indonesia. dalam penerapannya beberapa organisasi dapat menjadi sarana bagi para siswa untuk dapat mengembangkan dirinya, salah satu organisasi yang dapat menjadi arena pembelajaran demokrasi adalah OSIS. karena dalam organisasi ini terdapat beberapa prinsip serta budaya demokrasi yaitu pemilihan umum ketua OSIS. sehingga harapannya mereka akan menjadi agen perubahan yang akan mengembalikan demokrasi kepada konsep yang seutuhnya. 

 

Derita mahasiswa tingkat akhir

Dunia perkuliahan memang penuh dengan liku-liku, baik itu mengenai hal yang senang maupun hal yang sulit. semuanya akan dirasakan oleh para mahasiswa sesuai dengan kesibukan dan keahliannya dibidang masing-masing. Namun saya juga berasumsi bahwa setiap jalan yang ditempuh dan diraih akan memperoleh konsekuensi. Tentunya hal itu juga akan berdampak pada individu masing-masing.

Pada tulisan kali ini, saya akan sedikit sharing mengenai aktivitas saya di semester ketujuh, atau di tingkat akhir fase pertama. saya katakan fase pertama karena masih ada fase kedua yang saya yakin akan lebih terasa "waw" dari semester ini. Memang pada awalnya saya tidak akan pernah terfikirkan bahwa hal ini akan terjadi, namun semuanya benar-benar "HAPPY ENDING". saya sangat menyukai hal-hal yang pernah saya alami di tingkat akhir fase pertama ini.

Ketika menginjak semester ketujuh, saya berfikir bahwa ini tidak akan terlalu sibuk. karena masa-masa saya menjadi Ketua Umum HMJ ISP telah selesai, dulu saya juga mengatakan bahwa semester tersibuk yang pernah kualami adalah semester 4 dan 5.karena  kedua semester itu ketika saya menjabat sebagai ketua. namun sekarang saya katakan tidak. 

Ini adalah kisah dari kesibukan saya di semester ketujuh.

"Semakin sibuk seseorang, maka kadar kedewasaanya semakin meningkat"

Entah saya mendapatkan pepatah tersebut dari mana, namun hal ini benar-benar terasa oleh saya.
Beriku beberapa kegiatan rutin yang saya kerjakan di smester ketujuh :

1. Praktek Pengenalan Lapangan (PPL)
PPL merupakan agenda wajib saya di semester ketujuh. saya yakin semua mahasiswa UNJ yang mengambil prodi kependidikan semuanya sedang mengalami yang namanya PPL. namun tempat PPL yang saya ambil sangat dekat yaitu di SMA Labschool Jakarta. Meskipun jarak dekatnya dengan kampus tidak menjadi indikator bahwa saya akan bersantai-santai. Setiap hari saya pukul 06.30 sudah di sekolah, dan baru boleh pulang bareng dengan siswa yaitu pukul 15.30. Hal ini benar-benar sangat menguras waktu dan pemikiran. Meskipun demikian, saya sangat bersyukur karena bisa diterima untuk PPL di SMA Labschool Jakarta. Tidak semua mahasiswa UNJ bisa PPL di tempat ini. Disini banyak pengalaman serta ilmu yang saya peroleh. bukan hanya pengalaman mengajar, namun juga administrasi serta kegiatan ekstrakurikuler juga saya peroleh. Karena Labschool adalah sekolah swasta terbaik di DKI Jakarta.


2. Seminar Proposal Skripsi (SPS)
Agenda kewajiban saya yang kedua adalah mengerjakan SPS, ini saya ambil supaya mempermudah ketika di semester 8. saya berasumsi bahwa dengan mengambil SPS sekarang, saya bisa membagi waktu untuk konsultasi dan ppl. Namun ternyata tuhan berkehendak lain. saya mendapatkan dosen yang sangat hebat dan luar biasa, saya akui bahwa beliau adalah orang-orang hebat. Ini sangat memacu adrenalin saya supaya terus bersemangat dalam menggali informasi dan membaca buku supaya lebih baik dalam mengerjakan skripsinya. meskipun demikian, saya merasa sangat enjoy dengan SPS, dan tidak merasa terbebani sedikitpun.

3. Departemen Pendidikan BEM FIS UNJ
Dari awal kuliah saya sudah memiliki prinsip belajar bahwa "Kuliah nomor satu, organisasi yang paling utama". prinsip tersebut masih saya pegang hingga saat ini. Dan ini merupakan konsekuensi saya untuk terus berusaha dalam menjalankannya. Hal itu menjadi tantangan, ketika orang-orang gagal dalam menjalankan amanahnya sebagai kepala departemen disebuah organisasi. Salahsatu program terbesar saya adalah mengadakan Olimpiade Ilmu Sosial UNJ. Saya akui bahwa program ini terancam untuk tidak terlaksana, namun karena kegigihan serta semangat dan dorongan dari para staff yang sangat luar biasa sehingga program ini terlaksana. saya merasa sangat senang atas suksesnya program OIS UNJ 2013 yang pertama ini.


4. TOEFL Course
Selain kegiatan wajib di kampus, saya juga memiliki rutinitas diluar kampus. yaitu setiap hari selasa dan kamis pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB saya mengikuti kursus TOEFL di Universitas Indonesia. program ini saya ikuti guna menunjang dalam mewujudkan impian saya untuk dapat melanjutkan master degree di USA. Salahsatu mimpi saya berikutnya adalah melanjutkan kuliah S2 di Amerika Serikat dengan jurusan Ilmu Politik. "Sebuah mimpi yang besar harus diikuti dengan langkah nyata" inilah hal yang saya lalui untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya.

Waktu terus bergulir, perlahan tapi pasti beberapa aktifitas saya telah selesai. Pelaksanaan PPL saya sudah ujian, sehingga saya merasa lebih lega. tinggal menyusun laporannya. ini dapat membuat nafas saya menjadi lebih leluasa. 

Begitupun aktifitas kedua, dengan selesainya FIS UNJ Jazz 2013, program kerja BEM FIS sudah terlaksana semuanya. sehingga BEM selesai, tinggal penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir kepengurusan.

selanjutnya SPS, mungkin ini yang akan menjadi aktifitas kesibukan saya sekarang. karena saya hasus segera menyelesaikan sampai bab 3. pelaksanaan sidang akan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember jika tidak ada perubahan. semoga lancar...
dan TOEFL juga akan berakhir minggu depan.

Well, meskipun keempat agenda utama saya di semester ketujuh sangat padat namun saya sangat senang karena bisa bertemu dengan orang-orang yang baru. 

semangat berjuang !
salam perubahan.

Sabtu, 16 November 2013

Muridku Super Hero

"Don't judge the book from the cover"

Mungkin itu julukan buat murid saya yang saya juluki sebagai murid super hero. Hingga saat ini saya mengajar di kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan X IPS 2 SMA Labschool Jakarta. Entah mengapa saya merasa sangat enjoy ketika menghadapi murid-murid di sekolah yang luar biasa ini. Murid saya yang super hero ini ada di kelas X IPS 2. dilihat dari penampilannya, dia tidak menunjukan kalau dia murid yang pintar, karena dengan gaya nya yang rock and roll, baju dikeluarkan dan muka yang tidak meyakinkan. ditambah lagi dengan posisi duduk dia yang berada di pojok sebelah kiri. saya sering berasumsi bahwa murid yang duduk paling di belakang adalah murid yang malas belajar dan tidak pintar, apalagi ketika guru menerangkan dia selalu berisik dan tidak mau diam. namun asumsi tersebut hilang ketika saya bertemu dengan murid yang satu ini, meskipun siswa baru di kelas X IPS, namun saya akui pemikiran dan analisis dia mengenai politik sangat uptdate, mungkin ia selalu membaca buku yang sangat banyak. sehingga setiap pertanyaan yang ia sampaikan kepada saya sangat berbeda dengan murid-murid yang lainnya.

Jadwal saya mengajar di kelas X IPS 1 adalah hari rabu pukul 08.30 sampai pukul 10.00 WIB. materi yang saya ajarkan mengenai Undang-Undang Dasar 1945. Pada hari itu saya mengupas habis isi pokok pikiran pembukaan sampai dengan tata urutan peraturan perundang-undangan RI. Saya sangat bersemangat ketika mengajar di kelas ini, karena anak-anaknya begitu antusias kalau saya mengajar, terkadang pertanyaannya sampai kemana-mana. namun masih dalam sebuah koridor yang wajar, artinya pemikiran siswa SMA. 

Pada saat jam pelajaran akan selesai, saya membahas mengenai sejarah UUD dan perkembangannya di Indonesia. Mulai dari UUD 1945 pasca kemerdekaan, UUD RIS 1949 - 1950, UUDS 1959, UUD 1945 Sebelum amandemen dan UUD 1945 sesudah amandemen. mereka semua sangat memperhatikan apa yang saya sampaikan, karena murid-murid IPS sangat menyukai sejarah. dan seperti biasa murid yang di pojokan selalu asik dengan aktivitasnya, baik itu head set nya ataupun dengan yang lainnya.

Awalnya saya berfikir bahwa dia tidak memperhatikan apa yang saya sampaikan, namun ya sudah lah. tidak peduli dengan aktivitasnya. namun seletah saya selesai menyampaikan materi, seperti biasa saya selalu mempersilahkan kepada murid saya apabila ada yang ditanyakan. kelas semuanya sepi, karena murid-murid tersebut merasa jelas atas apa yang saya sampaikan. Lantas tiba-tiba murid saya yang duduk di pojok itu tiba-tiba mengangkat tangan kananya sebagai pertanda kalau dia mau bertanya, sambil melepas head setnya dia berkata :

"bapak, kan pada waktu itu kita menggunakan UUD 1945, dalam pasal 7 dikatakan bahwa masa jabatan seorang presiden dibatasi 5 tahun. tapi kenapa Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup pak?"

Semua siswa terdiam ketika mendengarkan pertanyaannya. saya merasa sangat kaget dengan pertanyaanya, analisis dia sudah sangat jauh samapai situ. lalu saya tawarkan kepada teman-teman yang lainnya, jika ada yang mau berpendapat ? namun ternyata tidak ada. Untungnya saya sudah khatam membaca sejarah kemerdekaan pasca 1945. sehingga langsung saya jelaskan panjang lebar mengenai pertanyaannya tersebut. semua siswa mengerti apa yang saya sampaikan. dan gara-gara pertanyaan tersebut, saya menjadi over time. namun pada dasarnya saya sangat enjoy karena mengajar butuh tantangan. pertanyaan-pertanyaan yang sejenis sering ia tanyakan kepada saya. dan yang bikin saya kagum adalah nilai-nilai ulangan dia selalu bagus.

Dari pengalaman tersebut saya menyimpulkan beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru PKn dalam mengajar :

1. Jangan hanya membaca buku sumber yang sama dengan murid.
Pada dasarnya ketika kita mentransfer ilmu, harus memiliki ilmu yang lebih dari siswa. Seorang guru harus memiliki buku sumber atau buku babon yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan siswa. Oleh sebab itu kebiasaan saya sekarang sering meminjam buku ke perpustakaan. dan membaca buku-buku yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. Buku panduan PKn SMA itu sangat instan, jadi kita harus punya buku inti yang sebagai pegangan. insya allah semua nya lancar karena kita punya cadangan ilmu yang banyak.

2. Update berita dari Koran
Sebagai guru PKn, materi yang diajarkan adalah perkembangan politik dalam negeri. Koran dapat memberikan informasi mengenai kasus-kasus yang sedang terjadi di Indonesia. kadang-kadang murid juga menanyakan mengenai perkembangan kasus di dalam negeri. Dalam koran tersebut biasanya ada solusi dari sebuah permasalahan yang sedang terjadi. Minimalnya kita tahu apa headline dalam sebuah koran.

3. Nonton berita di TV.
TvOne dan Metro TV adalah dosen online mahasiswa PPKn. pernyataan tersebut disampaikan oleh dosen saya ketika kuliah. Oleh sebab itu kita harus selalu update di Tv. dengan demikian kita dapat mengetahui teori yang ada di buku dan kenyataan yang sedang terjadi di Indonesia.

Itulah tips dari saya sebagai calon guru kepada para mahasiswa PKn.
Tetap semangat !

Jumat, 15 November 2013

PPKN UNJ Goes to Pimnas

Kamis, 14 November 2013.


Hari itu merupakan momentum bagi kelompok dari tim PKM-KC PPKN UNJ. Karena kami dinobatkan sebagai finalis lomba penulisan PKM se-UNJ. PKM atau sering dikenal sebagai Program Kreatifitas Mahasiswa merupakan sebuah ajang bergengsi bagi mahasiswa untuk berinovasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang terjadi di negeri ini. Dengan menulis program ini, kadar keilmiahan mahasiswa di setiap universitas teruji.

Ide kelompok kami sangatlah mudah dan simple, yaitu hanya dengan membuat "Tj MC" sebuah aplikasi Transjakarta map untuk android. Ide kami muncul ketika teman-teman berdiskusi di SMA Labschool Jakarta. Awalnya kami sangat kebingungan untuk menentukan tema dari sebuah penelitian. semua orang mempuntai ide yang sangat bagus, dan saling mempertahankan ide nya masing-masing.Namun pada akhirnya kami menemukan juga satu tema yang akhirnya menjadi tema umum. ini merupakan tonggak keberhasilan dari penelitian kita.

Transjakarta map celullar for Android

Before
 After

"Dalam sebuah kompetisi menang atau kalah itu sudah biasa karena itu adalah sebuah pilihan mutlak, namun yang terpenting adalah PROSES"

Dari awal persiapan, saya berasumsi bahwa teman-teman kelompok kami sangatlah serius ketika membuat proposal PKM ini. beberapa hal yang sering mereka lakukan dalam mempersiapkannya adalah bolak-balik ke sekolah Labschool untuk berdiskusi bersama saya. padahal saya yakin bahwa mereka memiliki tugas kuliah yang sangat banyak,  apalagi kami juga dikejar deadline untuk UTS.

"Ada 1001 alasan bagi orang yang gagal, namun hanya 1 tindakan nyata bagi orang sukses"

Saya sangat yakin dari awal bahwa mereka akan lolos 10 besar, karena persiapan mereka sudah maksimal. adapun kami masuk juara 4 karena kami bersasumsi bahwa tim yang berada di peringkat I, II, III lebih serius dan waktunya lebih banyak dari pada kita. namun kami yakin bahwa kami telah melakukan hal yang maksimal.

"Naik panggung tampa persiapan = turun panggung tanpa penghormatan"

Hari ini kami akan mempresentasikan hasil penelitian kami di gedung rektorat. waktu yang diberikan panitia hanya 10 menit. jeda waktu dari pengumuman ke hari presentasi hanya dua hari. kami mencoba memaksimalkan waktu dua hari ini untuk presentasi. kami coba membuat dan mempersiapkannya dengan maksimal. karena kami ingin memberikan yang terbaik untuk Fakultas Ilmu Sosial.

Bismillah.. semoga hasilnya maksimal,

To Be Continue,

" Tunggu update blog berikutnya"

Semoga kami menjadi juara..

Ini dia tim PKM-KC PPKN FIS UNJ
1. Farhan Maulana, ISP 2013
2. Angga Al Farhan, ISP 2013
3. Blasus Pangestu, ISP 2013
4. Fahmi Ahmad, ISP 2013
5. Asep Rudi Casmana, ISP 2010

Kamis, 14 November 2013

Update Blog seputar PPL

Pagi hari ini saya melakukan aktifitas seperti biasa, yaitu ke SMA Labschool Jakarta. Namun jumat ini memang tidak ada agenda mengajar, hanya sekadar piket di plasa untuk melihat para siswa yang piket. Jumat ini merupakan agenda dari kawan saya yang akan melaksanakan ujian PPL, mereka akan di check dan dilihat oleh dosen pembimbing serta oleh guru pamong nya. Memang kami merasa sangat beruntung dapat melaksanakan PPL di SMA Labschool, karena selain siswanya yang sangat pintar kami juga memperoleh guru pamong yang selalu mengingatkan kami ketika kami melakukan kesalahan, selain itu dosen kami juga yang selalu memberikan teguran apabila kami melakukan kesalahan. Ini adalah kebiasaan-kebiasaan guru pamong kami selama kami melaksanakan PPL di Labschool.

"Mahasiswa PPKN tidaqk tahu hirarki urutan perundang-undangan sama saja seperti mahasiswa Kimia yang tidak tahu rumus Air (H2O)"

Kata-kata itu selalu terdengar dan teringat sampai sekarang. Artinya bahwa kami harus selalu memiliki tidak hanya sekadar persiapan yang mantap, tetapi kami juga harus memiliki cadangan ilmu pengetahuan yang banyak.

ya karena momen nya sangat buru-buru, jadi dicukpak saja blogging nya.

TO BE CONTINUE.....

Selasa, 12 November 2013

Posting pasca ujian PPL di SMA Labschool Jakarta

"Bagaikan seseorang yang baru saja mengeluarkan tinja"

Itulah ungkapan perasaan saya setelah melaksanakan ujian PPL atau dikenal dengan praktik pengenalan lapangan. Ketika tulisan ini di ketik, saya baru saja keluar dari kelas X IPS 2 dan melaksanakan mengajar yang disaksikan langsung oleh dosen pembimbing dan guru pamong.

Perasaan tidak tenang seperti ini muncul seminggu yang lalu, ketika saya menentukan jadwal ujian PPL akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 13 november 2013. saya juga menentukan kelasnya di X IPS 2, alasannya karena siswa/i di kelas ini menurut saya paling nyaman ketika saya mengajar. materi yang akan diujiankan yaitu membahas mengenai Konstitusi/UUD 1945. Namun sebelum itu, saya mendapat tamparan yang sangat mengena di hati karena sebelumnya guru pamong menanyakan sesuatu yang sangat mendasar mengenai UUD dan saya tidak bisa menjawab. untungnya pertanyaan itu muncul di belakang layar, sehingga saya bisa memperbaikinya.

Pada akhirnya, saya sukses dan semuanya lancar ketika saya menjelaskan. para siswa dapat bekerja sama dengan baik. 

Inilah beberapa step yang saya kerjakan menuju ujian PPL di SMA Labschool Jakarta.

"Jika kamu naik panggung tanpa persiapan, maka bersiap-siaplah untuk turun panggung tanpa penghormatan"

Itu adalah prinsip yang saya pegang teguh ketika saya mempersiapkan diri untuk melaksanakan ujian PPL. ada beberapa hal yang saya persiapkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Diskusi dengan kawan yang membahas materi yg sama
Diskusi dengan kawan yang akan mengajar materi yang sama. Pada dasarnya, saya mengajar kelas 1. di SMA Labschool ini ada 3 orang yang sama-sama membahas mengenai UUD. Yaitu Ela dan Lian. kami menyempatkan waktu untuk berdiskusi untuk membahas mengenai materi yang akan dikaji. kami bertiga benar-benar saling berdiskusi dan membedah mengenai UUD. mulai dari sejarah perkembangan UUD 1945 sampai dengan amandemen terakhir tahun 2002 serta lengkap dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada saat itu. Meskipun disela-sela kesibukan rapat BEM, namun kita tetap berdiskusi. saya masih ingat betul pada waktu itu ada beberapa kesibukan. pagi-pagi saya menjadi MC dalam Talk show kewirausahaan, serta sore nya membahas mengenai perlombaan Fis Expo. disela-sela kesibukaan itulah letak posisi yang nyaman untuk belajar, karena saya benar-benar merasa kalau waktu itu sangat berharga jika tidak dimanfaatkan dengan baik.


"Buku adalah gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya"

2. Follow up materi dengan mencari dari berbagai sumber

Setelah saya berdiskusi, akhirnya saya menemukan berbagai pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Inisiatif saya adalah pergi ke Perpustakaan UNJ untuk mencari buku-buku yang sejenis mengenai UUD. Finally, saya menemukan buku yang sangat membuat saya senang. Saya meminjam dua buku mengenai Konstitusi Republik Indonesia. ada beberapa bab yang relevan dengan materi yang akan saya ajarkan.
Pada dasarnya, kita membutuhkan cadangan ilmu pengetahuan yang akan diajarkan kepada siswa. mereka akan bertanya. setelah menemukan buku yang isinya sesuai, langsung saya baca dan dibedah samapi kupas habis.
Ini adalah hal yang sangat penting. salah satu kunci untuk menghilangkan grogi pada saat ujian PPL adalah cadangan ilmu pengetahuan. dengan adanya banyak cadangan, saya merasa lebih percaya diri dan merasa enjoy ketika mengajar. karena pembicaraan di kelas terkadang melantur kemana-mana. namun masih dengan koridor UUD 1945.

3.  Persiapkan perangkat pembelajaran.
Ini adalah hal yang paling penting. administrasi juga jangan dilupakan. seperti misalnya RPP, Slide PPT nya di print, serta worksheet dan yang sejenisnya.

Pokonya semua yang berkaitan dengan ujian PPL semuanya harus dibawa.
dan tidak lupa yang paling penting adalah berdoa dan meminta doa restu orang tua.

Ini adalah langkah saya dalam menyelesaikan di semester 7. 
kini satu persatu kesibukaan saya di dunia perkuliahan telah habis.
tinggal SPS.
sejak tulisan ini dibuat, waktu wisuda saya tinggal 7 bulan lagi.

PPL di SMA Labschool Jakarta merupakan bagian dari 100 mimpi yang telah saya tuliskan.
dan kini telah terlaksana.
Alhamdulillah,

dan ini bukanlah akhir dari segalanya.

Sekarang saatnya saya melangkah lebih maju lagi untuk menyongsong masa depan.
Bismillah S2, Pasca Sarjana jurusan Ilmu Politik di Columbia University, United States of America.
Semoga terlaksana.

Columbia University, USA