I'm Asep Rudi Casmana: September 2016

WILUJEUNG SUMPING DINA SERATAN KANG ASEP


Minggu, 18 September 2016

Ramahnya orang Yorkshire, Inggris

Oleh Asep Rudi Casmana
Panorama Inggris

Episode 4

Kedua mobil yang berasal dari sebelah kanan dan kiri aku tiba-tiba berhenti di tengah jalan, dan hal itu diikuti oleh beberapa mobil dibelakangnya. Dari dalam kaca mobil, ada orang duduk paling depan sambil memegang setir mobil berwarna putih. Sambil tersenyum, driver mobil itu mengangkat tangan kanannya sebagai pertanda bahwa ia mempersilahkan aku dan para pejalan kakinya untuk menyebrangi jalan. Hal itu aku temui hampir disetiap sudut di Kota York, baik itu di pinggiran, di pusat kota ataupun di kampus.

Jika kamu datang dan berkunjung ke York, hal seperti ini yang akan ditemui ketika kita akan menyebrang jalan. Orang-orang penduduk Inggris, khususnya di Kota York sangat menjunjung tinggi dan menghargai para pejalan kaki. Mereka yang mengendarai mobil ataupun kendaraan bermotor lainnya rela untuk berhenti sejenak demi untuk mempersilahkan pejalan kaki melintasi jalannya. Aku sangat senang dengan budaya seperti ini, karena mereka benar-benar mengharai siapapun itu yang sedang berjalan kaki.

Di Inggris, khususnya di York, aktivitas utama orang-orang adalah jalan kaki. Mereka sudah terbiasa untuk jalan dengan jarak yang berkilo-kilo. Langkah mereka sangat lebar, sehingga dapat berjalan cepat. Jarak dari tempat akomodasi aku ke kampus-pun tidak terbilang jauh, karena dapat ditempuh dengan jalan kaki. Jika kita tarik starting poinnya Halte Transjakarta UNJ, mungkin untuk dapat menempuh ke kelas yaitu di department of education sama seperti berjalan kaki hingga halte Pasar Genjing di dekat matraman.
Mesin dan tombol yang harus ditekan ketika menyebrang jalan
Saya sangat heran dengan orang-orang yang ada di Inggris ini, mengapa mereka berjalan sangat cepat? Hamper setiap mereka jalan kaki, aku selalu terkejar olehnya, padahal sebelumnya mereka berada jauh di belakang kita. Suatu hari, ketika aku berjalan pulang dari kampus menuju rumah, aku berjalan sendirian di trotoar. Lalu tiba-tiba seseorang dengan tubuh yang lebih tinggi dariku, dengan rambut yang blond panjang dan bermata biru berjalan disampingku dan berusaha untuk melewatiku. Namun aku tidak mau dikalahkan, aku terus berjalan dengan cepatnya supaya tidak dapat tersusul oehnya. Namun ternyata meskipun aku sudah mengeluarkan kecepan maksimal dengan langkah yang cepat, ia masih tetap dapat menyusulku dan akhirnya aku berada di belakangnya. Dari situ aku dapat menarik kesimpulan bahwa langkah mereka sangat lebar ketika berjalan kaki, sehingga meskipun ayunannya tidak cepat tapi mereka dapat dengan cepat menuju tmpat tujuannya tanpa melihat seseorang yang berada disampingnya.
Traffic light di Kota York
York ini merupakan sebuah kota kecil yang sangat indah. Semuanya serba dekat, baik dari city center menuju kampus, dari kampus ke rumah atupun dari rumah menuju kota. Semuanya dapat ditempuh dalam waktu yang tidak lebih dari sepuluh menit dengan menunakan bis. Meskipun demikian, alat transportasi utama yang murah dan dapat dipakai kemana-mana adalah sepeda. Sepeda disini sangat murah, karena dapat membeli sepeda-sepeda yang second hand atau yang bekas pakai. Dengan menggunakan sepeda, orang-orang dapat menuju kemana-mana dengan mudah, dan tentunya jangan khawatir di tengah jalan, orang-orang akan membantu dan berhenti ketika ada seseorang yang ingin menyebrang dengan menggunakan sepedanya.


Ketika seseorang ingin menyebrang jalan, orang itu dapat menekan tombol yang ada di traffic light nya. Kemudian tunggu sebentar hingga tanda jalan dapat muncul, jika ini sudah muncul maka orang itu dapat berjalan kaki atau membawa sepedanya untuk dapat menyebrangi jalan. 


Orang sedang mengantri menunggu lampu berwarna merah.

Sepedah di taman York

Seoeda di Castle Museum of York

Museum York
Sepeda sehat mahasiswa baru York

Sepedah sehat sore hari
Sepeda baru

Bahagia itu mudah

sepeda santai di Kota York


Link:
Episode 1 Sepucuk Surat dari Manchester
Episode 2 Ketika pete Indonesia dimakan orang Yunani
Episode 3 Indahnya Sholat Idul Adha di Inggris
Episode 4 Ramahnya orang Yorkshire, Inggris
Episode 5 Gimana kehidupan mahasiswa S2 di Inggris?
Episode 6 Satu menit yang berharga
Episode 7 Tips membaca jurnal internasional
Episode 8 Tips presentasi dalam bahasa Inggris

Rabu, 14 September 2016

Indahnya Sholat Idul Adha di Inggris

Oleh Asep Rudi Casmana
Panorama Inggris
Episode 3

Dear Asep, I will pick you up at about 07.30 for going to the mosque. We will pray together, therefore you should be ready in front of the house” sebuah pesan yang sangat membuat saya kaget tiba-tiba masuk ke inbox ini.

Ditengah-tengah kebingungan mengenai dimana lokasi masjid untuk melaksanakan ibadah sholat idul Adha, aku merasa sangat senang karena mendapatkan pesan dari seseorang bahwa ia akan menjemputku untuk sholat berjamaah di masjid pusat kota. Dan ternyata pesan itu datang dari yang punya kost ku di Inggris. Aku merasa sangat beruntung karena memiliki landlord seorang muslim dan ia sangat baik. Di Inggris, khususnya di kota York, pelaksanaan Ibadah sholat Idul adha dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB (di Indonesia ini sekitar pukul 14.00). Meskipun sholat sendiri dan jauh dari keluarga dan baru satu hari mengenai landlord, kami sudah merasa ada ikatan khusus selayaknya keluarga. Aku sungguh sangat beruntung.

Sebenarnya ini bukan kali pertamanya aku melaksanakan ibadah sholat Idul adha tidak bersama keluarga, tahun lalu aku melaksanakan sholat ini di Pare, karena alasan belajar bahasa Inggris, beberapa tahun kebelakang juga aku lebih sering melaksanakan sholat Idul Adha di Jakarta. Hal ini bukan berarti aku tidak mau berkumpul bareng bersama keluarga, namun aku ingin mencari suasana dan pembelajaran yang baru dimana aku tinggal sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Syafe’I mengenai merantau, ia bilang bahwa dengan merantau, kita akan mendapatkan pengganti keluarga dan kerabat yang ditingalkan ditempat perantauan. Dan ternyata itu benar, aku sudah membuktikannya. Disini, meskipun sangat jauh, yang jaraknya kira-kira 13.000 mil, aku merasa menemukan sebuah kehidupan baru dan kehangatan ibadah sholat Idul adha.

Selasa, 13 September 2016

Ketika “Pete” Indonesia dimakan orang Yunani

Oleh Asep Rudi Casmana

Panorama Inggris
Episode 2

What kind of this food?” sambil duduk di meja makan yang besar dan memegang buah pete, lalu tiba tiba dia mengunyahnya hingga habis.

This food called pete, but I don’t know what it is in English” dengan semangat dan sumringah aku berusaha menjelaskan buah pete dan pertumbuhan penyebarannya di Indonesia.

Alright, this seems good, I like it” dengan mukanya yang senyum sambil menikmati pete yang baru saja dia makan.

However, If you consume this food too much, your breath will be so smell when you talk to someone” sambil ketawa aku menyampaikan hal ini kepada abrar (bukan nama asli) orang Yunani ini.

Suasana kehangatan makan malam kami menjadi lebih nikmat ketika aku berbagi makanan ternikmat di Indonesia ini kepada temanku orang Yunani. Aku tinggal di sebuah rumah sederhana di Kota York, rumahku ini bisa dikatakan kos kosan kalau di Indonesia, namun isinya sangat beragam. Didalam rumah ini kawan kost ku ada mahasiswa Yunani, Iran dan yang lainnya. Aku sengaja memilih tempat kost yang suasananya internasional, bukan berarti aku tidak mau kenal sama orang Indonesia di York, tapi aku ingin belajar cara pergaulan internasional dan memperkenalkan budaya-budaya Indonesia melalui cara-cara sederhana ini.

Aku sudah bulatkan tekad bahwa selain belajar dan menuntut ilmu di York, aku akan menjadi seorang duta Indonesia dan islam. Aku sadar bahwa disini orang mulim dan Indonesia menjadi sangat minoritas, jumlah orang Indonesia di York sangat sedikit, tidak lebih dari 40 orang yang tersebar disetiap pelosok kota York. Meskipun sedikit dan minoritas, aku sangat senang sekali bisa berkenalan dengan banyak orang Eropa disini. Dan itu adalah misi aku di Inggris, menjadi duta Indonesia dan islam. Aku berusaha menunjukan nilai-nilai ke Indonesiaan dan keislaman, tidak hanya dalam berperilaku, tetapi juga dalam hal makanan.

Sehari sebelum keberangkatan ke Inggris, aku seempatkan untuk membeli dua makanan ternikmat di Indonesia yaitu pete dan jengkol serta beberapa bumbu asli Indonesia sebagai senjata selama beberapa hari di Inggris. Aku sudah bertekad dari awal bahwa aku ingin memperkenalkan budaya-budaya Indonesia yang salah satunya adalah makan pete dan Jengkol. Bagiku, kedua makanan itu sangat nikmat, yang penting cukup ada pete, jengkol dan sambel terasi, makan apapun akan terasa sangat nikmat. Namun sayangnya bagasi Garuda hanya membatasi maksimal 30 KG, sehingga aku tidak dapat membawa makanan banyak di bagasinya, beruntung pete dapat aku bawa ke Inggris.
Bumbu dapur khas Indonesia dan pete Subang

Ketika anak-anak muda mulai meninggalkan pete dan jengkol atau bahkan gengsi dengan kedua makanan itu, aku bahkan merasa bangga bahwa kedua makanan itu disukai orang Eropa yang salah satunya adalah temanku dari Yunani ini. Mungkin jika kita ekspansi pete dan jengkol ke Eropa, ini akan menjadi sebuah bisnis yang sangat besar, karena setau saya pohon ini banyak tumbuh di Indonesia.

Aku juga teringat pesan dari bapak Lukmanul Hakim, seorang kepala divisi keuangan dan akuntansi LPDP pada saat acara persiapan keberangkatan. Ia mengatakan bahwa kalian (penerima beasiswa lpdp) adalah seorang duta Indonesia, perkenalkan Indonesia sebanyak-banyaknya kepada mahasiswa Internasional. Buat mereka tertarik untuk mempelajari Indonesia. Sehingga itu membuat aku menjadi tambah bersemangat untuk menjadi duta muda Indonesia.

Berbicara mengenai makanan, memang untuk sekolah di Inggris ini kemampuan untuk memasak sangat diuji. Bagi siapapun yang memiliki rencana untuk kuliah di Inggris, baik laki-laki maupun perempuan wajib bisa memasak. Keadaan di sini sangat jauh berbeda dengan Indonesia yang ketika keluar rumah kanan-kiri langsung ada warteg atau burjo. Disini, tempat makannya adalah restaurant yang sangat mahal dan lokasinya jauh di city center. Apabila kita tidak dapat memasak, maka hal itu akan membuat hidup terasa berat dan kesulitan untu makan. Beruntung aku dapat memasak mulai dari makanan yang biasa hingga makanan yang ternikmat (versi diri sendiri), sehingga aku tinggal datang ke Aldi supermarket untuk belanja makanan keperluan dasar, dan tinggal memasaknya di dapur. Aku sangat senang karena rumah ini memiliki dapur dengan fasilitas yang sangat modern, seperti kompor listrik, penyedot asap, kulkas, microwave, mesin cuci, mesin pengering pakaian dan yang lainnya, ini adalah rumah yang firnished.

Dengan mimiliki sedikit banyak memapuan memasak, apapun menjadi nikmat, dan kita dapat mempromosikan makanan Indonesia ke kancah Internasional. Harapannya setelah mereka makan masakan kita, mereka akan tertarik dan berkunjung ke negara terbesar di Asia tenggara ni.

Aku juga bersyukur bisa berada di lokasi yang sedikit populasi Indonesia dan muslimnya, sehingga disini aku benar-benar merasakan hidup menjadi kaum minoritas.  Banyak hal yang dapat kupelajari dari kehidupan minoritas ini, meskipun baru beberapa hari tinggal disni. Namun aku sangat senang karena mereka tidak pernah membeda-bedakan orang dari mana asalnya dan agamanya, apalagi mengatakan seseorang bahwa ia adalah kafir. Mereka benar-benar menjungjung tinggi nilai kemanusiaan, dan menghargai persamaan. Ada yang sangat hitam, sawo matang, sangat putih, semuanya ada di kosan aku yang sekarang ini. Aku merasa hidup menjadi lebih berarti ketika dapat bersanding dan bergaul dalam suasana internasional tanpa melihat darimana kita asalnya.

Suasana dinner kami menjadi lebih hangat, meskipun cuaca diluar rumah mencapai 16 drajat. Bagi aku ukuran cuaca segitu sudah sangat dingin. Namun karena keceriaan dan keberaganagn dan kehangatak didalam rumah, semuanya terasa sangat nyaman dan hangat. Aku benar-benar merasakan kehidupan dan keluarga baru dengan bertemunya orang Iran dan Yunani ini. Ini sesuai dengan pernyataan Imam Syafi’I yang mengatakan bahwa salah satu hikmah merantau, kita akan dipertemukan dengan kawan dan keluarga yang baru, dan aku benar-benar merasakan hal itu. Jangan takut untuk pergi keluar rumah, jangan takut untuk pergi merantau, jangan takut jauh dari keluarga. Karena aku telah membuktikan untuk belajar yang sangat jauh ke negeri Inggris yang perbedaan waktunya lebih dari 6 jam dengan Indonesia. So far, aku merasa sangat enjoy dan nyaman dengan kehidupan internasional ini.


Semoga yang membaca tulisanku ini dapat merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Amin. 
Ini meja makan tempat kami berkumpul makan malam satu kosan

Ini kompor listrik dan mesin penyedot asap

Pete yang sangat nikmat

Link:
Episode 1 Sepucuk Surat dari Manchester
Episode 2 Ketika pete Indonesia dimakan orang Yunani
Episode 3 Indahnya Sholat Idul Adha di Inggris
Episode 4 Ramahnya orang Yorkshire, Inggris
Episode 5 Gimana kehidupan mahasiswa S2 di Inggris?
Episode 6 Satu menit yang berharga
Episode 7 Tips membaca jurnal internasional
Episode 8 Tips presentasi dalam bahasa Inggris

Minggu, 11 September 2016

Sepucuk surat dari Manchester

Oleh Asep Rudi Casmana

Panorama Inggris
Episode 1

Diluar jendela sana aku tak dapat melihat apa apa selain sebuah awan putih yang sangat tebal serta sayap pesawat yang membawaku terbang ke ujung barat. Temanku bilang bahwa struktur awannya sangat berbeda dengan di Indonesia, dia mengatakan bahwa awan-awan Indonesia, sepanjang perjalanan ia dari Palembang ke Jakarta selalu bergumpal dan berkumpul. Namun awan di langit atas Manchester sangat putih tebal dan tidak berkumpul seperti awan Indonesia, itulah sebabnya kawanku mengatakan bahwa awan ini sangat tebal. Beberapa menit lagi, pesawat milik pemerintah Belanda itu akan mendarat dan mengantarkan aku ke Bandara Internasional Manchester. Aku mendarat disini karena kota tujuan studi di York tidak memiliki Bandara.

Selasa, 06 September 2016

Tips Sukses memilih jurusan dan kampus Luar Negeri

Oleh Asep Rudi Casmana

Kuliah di luar negeri merupakan salah satu anugerah bagi seorang mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan. Mereka yang dapat menimba ilmu di negara-negara maju bisa menyerap pengalaman dan keilmuah yang dapat diterapkan di negaranya. Namun terkadang ada kendala yang harus diselesaikan diawal sebelum memilih perguruan tinggi, diantaranya adalah memilih jurusan.

Memang perkara jurusan dan keilmuan yang akan ditempuh selama studi di luar negeri merupakan hal yang sangat krusial. Berdasarkan pengalaman pribadi saya akan muncul pertanyaan di Negara mana saya akan kuliah? Kampus dan jurusan apa yang paling cocok untuk saya? Dan yang paling membuat galau adalah apakah saya harus mengambil jurusan linier dengan S1 saya atau lintas jurusan? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu menghantui bagi para pemburu beasiswa sebelum mereka menentukan mau kuliah dimana. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan secara mantap. Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang dapat dijadikan sebagai acuan utama dalam memilih perguruan tinggi pascasarjana di luar negeri.

Tentukan jurusan linier atau lintas jurusan?
Teman-teman, memilih jurusan yang sesuai dengan dengan background S1 atau lintas jurusan adalah tergantung pada tujuan akhir kita pasca lulus kuliah mau kemana. Ini sangat penting, coba kita tarik jauh kedepan. Bayangkan lima tahun kedepan kita mau jadi apa? Atau bahkan sepuluh tahun kedepan kita mau jadi apa? Setelah mengetahui tujuan akhir kedepan mau berkarir di bidang apa, maka hal itu sudah sangatlah mudah untuk menentukan jurusan yang akan diambil. Jika tujuan utamanya adalah menjadi seorang dosen, maka jelas jurusan yang perlu diambil haruslah linier atau sesuai dengan background sarjana kita. Meskipun demikian, kuliah jurusan yang sesuai dengan latar belakang keilmuan yang sama akan dapat memberikan manfaat yang banyak seperti kita dapat memahami mata kuliah, karena pada dasarkan sudah pernah dipelajari pada saat S1.

Kalaupun memang mau ambil lintas jurusan, harus dipertimbangkan secara matang, apakah saya akan dapat bertahan disana ataupun tidak. Sebagai contoh, saat ini saya akan menempuh studi MA in Global and International Citizenship Education di University of York. Setelah saya lihat mata kuliah yang akan saya pelajari selama disana, itu sudah sangat sesuai dengan latar belakang S1 saya yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sehingga saya sudah memiliki gambaran mengenai apa yang akan saya pelajari. Saya juga sudah diterima di beberapa perguruan tinggi di Inggris seperti di University of Bristol jurusan Public Policy, di University of Glasgow jurusan International Relations dan di University of Sheffield jurusan Education Policy. Setelah saya pertimbangkan dan melihat sumber-sumber perkuliahan yang akan dipelajari, ternyata itu sangat jauh dari background S1, sehingga itu akan merasa kesulitan.

Bagi yang ingin melamar beasiswa, hal ini harus dipertimbangkan juga. Harus dipersiapkan alasan yang kuat jika memang memilih untuk jurusan yang berbeda dengan latar belajang sarjana. Alasan-alasan yang dapat digunakan misalnya karena pekerjaan yang mengharuskan untuk memilih jurusan lain ataupun karena penelitian yang dapat memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia.

Tentukan Peguruan Tinggi
Setelah menemukan jurusan yang sangat sesuai dengan pilihan hati dan tujuan hidup masa depan, maka langkah berikutnya adalah menentukan kampus yang akan dituju. Memang perkara universitas terkadang suka dibuat galau oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai ranking di dunia. Padahal hal itu hanya sebatas reputasi saja. Saya katakana bahwa percuma kita kuliah di kampus Top 10 peringkat dunia namun jurusan yang diambil tidak sesuai dengan tujuan hidup masa depan. Oleh sebab itu, jangan khawatir mengenai ranking kampus. Pilihlah kampus-kampus yang sesuai dengan minat dan menyediakan program studi yang diinginkan, namun meskipun demikian, jika tujuannya adalah memperoleh beasiswa LPDP Kementrian Keuangan, maka kita juga perlu menyesuaikan dengan daftar kampus yang disediakan oleh LPDP. Nah, bagaimana cara cepat mencari kampus-kampus itu? Ternyata ada website yang menyediakan layanan pencarian kampus.

Hot Course (www.hotcourses.co.id/)

Ketiga website itu dapat dipergunakan untuk mencari jurusan dan Negara yang dapat membantu kita dalam mencari kampus mana yang menyediakan jurusan yang akan diraih. Setelah menemukan, langsung berselancar menuju kampusnya dan tembukan informasi-informasi penting yang harus diraih. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Menu Admission
Setelah menemukan kampus dan jurusan yang cocok disebuah Negara, menu utama yang harus dilihat adalah Admission. Disana ada banyak persyaratan-persyaratan yang sekiranya sesuai dengan dokumen yang sudah kita siapkan atau belum. Berdasarkan pengalaman saya, hal utama yang perlu kita lihat adalah persyaratan Bahasa. Ini memang sangat penting, karena hasil ujian kita sangat menentukan terhadap kampus tujuan. Untuk kampus-kampus di Eropa, UK, US dan Australia umumnya menggunakan IELTS (International English Languange Testing System). Sesuaikanlah dengan nilai hasil yang sudah kita peroleh. Umumnya mereka meminta nilai IELTS 6.5. Kedua adalah persyaratan IPK. Tidak dapat dipungkiri bahwa IPK juga mempengaruhi dan sebagai salah satu pertimbangan utama bagi kampus untuk dapat menerima kita atau tidak. Umumnya kampus-kampus di luar negeri meminta IPK minimal 3.25, namun meskipun demikian ada juga kampus-kampus yang menerima IPK 3.0. Ketiga dalah biaya pendaftaran. Terkadang ada beberapa kampus yang meminta admission fee, yang umumnya adalah sekitar 500.000 – 1.000.000 IDR. Sehingga kita perlu mempelajari bagaimana cara trabsfer uang ke luar negeri. Nah itu lah yang perlu kita lihat ke menu admissionnya.

Mata kuliah
Jika dalam menu admission sudah cocok dengan persyaratan beasiswa yang akan dipersiapkan, maka menu berikutnya yang perlu dilihat adalah mata kuliah apa saja yang akan diambil. Ini sangat penting, sebelum kuliah kita harus sudah memiliki gambaran mata kuliah apa aja yang akan diambil. Website kampus-kampus di luar negeri sudah sangat lengkap mengenai hal ini, mereka pasti menyediakan list mata kuliah apa saja yang harus diambil oleh calon mahasiswanya. Biasanya beberapa kampus menyediakan pula list daftar dosen pengampu nya. Dengan melihat ini, kita akan mengetahui gambaran selama satu tahun atau dua tahun kedepan mengenai harapan keilmuan yang akan diperoleh. Penting juga dalam menu mata kuliah, ada beberapa hal yang harus kita buka.

Pertama adalah nama dosen pengajar, betapa bahagianya apabila nanti kita akan belajar dengan salah satu expert dibidang yang akan kita ambil. Jika hal itu memang ada, temukan kontak e-mailnya dan langsung berkomunikasi dengan dia. Alangkah lebih baik lagi apabila kita sudah menemukan professor yang expert dibidang rencana thesis nanti. Kedua adalah tugas kuliah, biasanya kita suka melupakan hal ini. Kampus-kampus di luar negeri sudah memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai tugas kuliah apa saja yang akan diambil, misalnya syarat kelulusan maka kita harus menulis 3000 – 5000 kata dalam satu essay. Ketiga adalah system penilaian, biasanya di Indonesia kita sudah terbiasa dengan nilai ABCDE, setiap Negara pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda pula. Sehingga ada baiknya jika kita mengetahui system penilaian itu.

Tentukan Negara tujuan
Setelah kita mensortir jurusan dan tujuan kampus di luar negeri, pasti tentunya akan ada banyak pilihan dari setiap Negara. Oleh sebab itu, kita juga perlu memilih Negara tempat kita akan studi kedepan. Menentukan Negara tujuan juga sangat penting karena setiap negara memiliki keunikan dan menyimpan sejarah masing-masing dalam sebuah keilmuan. Apabila kita pandai dalam memilih negara tujuan, maka kita tidak akan hanya mendapat keilmuan, namun juga pengalaman empiris secara langsung dari hasil kunjungan ke situs-situs sejarah dunia. Misalnya saja Eropa, ada banyak benefit yang dapat diperoleh apabila kita kuliah di Eropa. Pertama adalah manfaat bahasa. negara-negara non English Speaking Country seperti Jerman, Prancis, Austria sehari-harinya menggunakan bahasa mereka. Sehingga mau tidak mau selain menguasai bahasa Inggris, kita juga perlu menguasasi bahasa dasar mereka, minimalnya ketika kita kesasar disebuah tempat, kita tau apa yang akan kita sampaikan ke orang sekitar. Bagi saya ini adalah manfaat yang sangat luar biasa, karena setelah lulus dari Negara itu, kita menjadi mahir dalam banyak bahasa. Manfaat kedua adalah mengunjungi situs-situs sejarah dunia. Berbicara Eropa, maka sudah dipastikan kita dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang dapat kita pelajari secara langsung, sepeti Museum Louvre di Prancis, Museum Wina di Austria. Kita juga dapat merasakan pengalaman untuk mengunjungi Bukit Kahlenbergh di Wina yang menyimpan kekalahan Dinasti Ottoman Turki ketika akan menduduki Austria. Sehingga setelah pulang ke Indonesia, ada banyak hal yang dapat diceritakan kepada anak-anak kita di masa depan.
Louvre Museum, Paris
(Sumber: Google image)


London
(Sumber: Google image)

Setelah berselancar mengenai hal-hal itu, saya yakin kita tidak akan galau lagi mengenai penentuan jurusan dan perguruan tinggi yang akan ditempuh untuk program pascasarjananya. Setelah itu, teman-teman langsung mencari beasiswanya. Untuk informasi mengenai tata cara memperoleh beasiswa, sudah saya tulis disini.

Jika ada pertanyaan-pertanyaan lain yang belum jelas, saya dapat dihubungi melalui E-mail dan Instagram.

Semoga sukses.
The University of York
(Sumber: Google image)
York Minster
(Sumber: The University of York)


Jumat, 02 September 2016

Transjakarta itu guruku

Oleh Asep Rudi Casmana

Dalam suasana yang sangat dingin di dalam bus transjakarta, Kang Dadang duduk di tengah-tengah bis yang berasal dari Kampung Melayu menuju Ancol, tujuannya adalah berhenti di halte mangga dua. keinginanya hanya satu, yaitu membeli sesuatu yang hanya ada di pasar mangga dua. Biasanya kang dadang tidak pernah berbicara atau sangat enggan dalam ngobrol dengan seseorang yang ada didalam bis, karena dulu si akang ini pernah tertipu oleh seseorang yang ia anggap baik di bis. Dia hanya fokus dengan buku yang dipegang dan dibaca. Lembar demi lembar ia lalui, hingga ada seseorang duduk disampingnya.