I'm Asep Rudi Casmana: Tips Sukses memilih jurusan dan kampus Luar Negeri

WILUJEUNG SUMPING DINA SERATAN KANG ASEP


Selasa, 06 September 2016

Tips Sukses memilih jurusan dan kampus Luar Negeri

Oleh Asep Rudi Casmana

Kuliah di luar negeri merupakan salah satu anugerah bagi seorang mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan. Mereka yang dapat menimba ilmu di negara-negara maju bisa menyerap pengalaman dan keilmuah yang dapat diterapkan di negaranya. Namun terkadang ada kendala yang harus diselesaikan diawal sebelum memilih perguruan tinggi, diantaranya adalah memilih jurusan.

Memang perkara jurusan dan keilmuan yang akan ditempuh selama studi di luar negeri merupakan hal yang sangat krusial. Berdasarkan pengalaman pribadi saya akan muncul pertanyaan di Negara mana saya akan kuliah? Kampus dan jurusan apa yang paling cocok untuk saya? Dan yang paling membuat galau adalah apakah saya harus mengambil jurusan linier dengan S1 saya atau lintas jurusan? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu menghantui bagi para pemburu beasiswa sebelum mereka menentukan mau kuliah dimana. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan secara mantap. Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang dapat dijadikan sebagai acuan utama dalam memilih perguruan tinggi pascasarjana di luar negeri.

Tentukan jurusan linier atau lintas jurusan?
Teman-teman, memilih jurusan yang sesuai dengan dengan background S1 atau lintas jurusan adalah tergantung pada tujuan akhir kita pasca lulus kuliah mau kemana. Ini sangat penting, coba kita tarik jauh kedepan. Bayangkan lima tahun kedepan kita mau jadi apa? Atau bahkan sepuluh tahun kedepan kita mau jadi apa? Setelah mengetahui tujuan akhir kedepan mau berkarir di bidang apa, maka hal itu sudah sangatlah mudah untuk menentukan jurusan yang akan diambil. Jika tujuan utamanya adalah menjadi seorang dosen, maka jelas jurusan yang perlu diambil haruslah linier atau sesuai dengan background sarjana kita. Meskipun demikian, kuliah jurusan yang sesuai dengan latar belakang keilmuan yang sama akan dapat memberikan manfaat yang banyak seperti kita dapat memahami mata kuliah, karena pada dasarkan sudah pernah dipelajari pada saat S1.

Kalaupun memang mau ambil lintas jurusan, harus dipertimbangkan secara matang, apakah saya akan dapat bertahan disana ataupun tidak. Sebagai contoh, saat ini saya akan menempuh studi MA in Global and International Citizenship Education di University of York. Setelah saya lihat mata kuliah yang akan saya pelajari selama disana, itu sudah sangat sesuai dengan latar belakang S1 saya yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sehingga saya sudah memiliki gambaran mengenai apa yang akan saya pelajari. Saya juga sudah diterima di beberapa perguruan tinggi di Inggris seperti di University of Bristol jurusan Public Policy, di University of Glasgow jurusan International Relations dan di University of Sheffield jurusan Education Policy. Setelah saya pertimbangkan dan melihat sumber-sumber perkuliahan yang akan dipelajari, ternyata itu sangat jauh dari background S1, sehingga itu akan merasa kesulitan.

Bagi yang ingin melamar beasiswa, hal ini harus dipertimbangkan juga. Harus dipersiapkan alasan yang kuat jika memang memilih untuk jurusan yang berbeda dengan latar belajang sarjana. Alasan-alasan yang dapat digunakan misalnya karena pekerjaan yang mengharuskan untuk memilih jurusan lain ataupun karena penelitian yang dapat memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia.

Tentukan Peguruan Tinggi
Setelah menemukan jurusan yang sangat sesuai dengan pilihan hati dan tujuan hidup masa depan, maka langkah berikutnya adalah menentukan kampus yang akan dituju. Memang perkara universitas terkadang suka dibuat galau oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai ranking di dunia. Padahal hal itu hanya sebatas reputasi saja. Saya katakana bahwa percuma kita kuliah di kampus Top 10 peringkat dunia namun jurusan yang diambil tidak sesuai dengan tujuan hidup masa depan. Oleh sebab itu, jangan khawatir mengenai ranking kampus. Pilihlah kampus-kampus yang sesuai dengan minat dan menyediakan program studi yang diinginkan, namun meskipun demikian, jika tujuannya adalah memperoleh beasiswa LPDP Kementrian Keuangan, maka kita juga perlu menyesuaikan dengan daftar kampus yang disediakan oleh LPDP. Nah, bagaimana cara cepat mencari kampus-kampus itu? Ternyata ada website yang menyediakan layanan pencarian kampus.

Hot Course (www.hotcourses.co.id/)

Ketiga website itu dapat dipergunakan untuk mencari jurusan dan Negara yang dapat membantu kita dalam mencari kampus mana yang menyediakan jurusan yang akan diraih. Setelah menemukan, langsung berselancar menuju kampusnya dan tembukan informasi-informasi penting yang harus diraih. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Menu Admission
Setelah menemukan kampus dan jurusan yang cocok disebuah Negara, menu utama yang harus dilihat adalah Admission. Disana ada banyak persyaratan-persyaratan yang sekiranya sesuai dengan dokumen yang sudah kita siapkan atau belum. Berdasarkan pengalaman saya, hal utama yang perlu kita lihat adalah persyaratan Bahasa. Ini memang sangat penting, karena hasil ujian kita sangat menentukan terhadap kampus tujuan. Untuk kampus-kampus di Eropa, UK, US dan Australia umumnya menggunakan IELTS (International English Languange Testing System). Sesuaikanlah dengan nilai hasil yang sudah kita peroleh. Umumnya mereka meminta nilai IELTS 6.5. Kedua adalah persyaratan IPK. Tidak dapat dipungkiri bahwa IPK juga mempengaruhi dan sebagai salah satu pertimbangan utama bagi kampus untuk dapat menerima kita atau tidak. Umumnya kampus-kampus di luar negeri meminta IPK minimal 3.25, namun meskipun demikian ada juga kampus-kampus yang menerima IPK 3.0. Ketiga dalah biaya pendaftaran. Terkadang ada beberapa kampus yang meminta admission fee, yang umumnya adalah sekitar 500.000 – 1.000.000 IDR. Sehingga kita perlu mempelajari bagaimana cara trabsfer uang ke luar negeri. Nah itu lah yang perlu kita lihat ke menu admissionnya.

Mata kuliah
Jika dalam menu admission sudah cocok dengan persyaratan beasiswa yang akan dipersiapkan, maka menu berikutnya yang perlu dilihat adalah mata kuliah apa saja yang akan diambil. Ini sangat penting, sebelum kuliah kita harus sudah memiliki gambaran mata kuliah apa aja yang akan diambil. Website kampus-kampus di luar negeri sudah sangat lengkap mengenai hal ini, mereka pasti menyediakan list mata kuliah apa saja yang harus diambil oleh calon mahasiswanya. Biasanya beberapa kampus menyediakan pula list daftar dosen pengampu nya. Dengan melihat ini, kita akan mengetahui gambaran selama satu tahun atau dua tahun kedepan mengenai harapan keilmuan yang akan diperoleh. Penting juga dalam menu mata kuliah, ada beberapa hal yang harus kita buka.

Pertama adalah nama dosen pengajar, betapa bahagianya apabila nanti kita akan belajar dengan salah satu expert dibidang yang akan kita ambil. Jika hal itu memang ada, temukan kontak e-mailnya dan langsung berkomunikasi dengan dia. Alangkah lebih baik lagi apabila kita sudah menemukan professor yang expert dibidang rencana thesis nanti. Kedua adalah tugas kuliah, biasanya kita suka melupakan hal ini. Kampus-kampus di luar negeri sudah memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai tugas kuliah apa saja yang akan diambil, misalnya syarat kelulusan maka kita harus menulis 3000 – 5000 kata dalam satu essay. Ketiga adalah system penilaian, biasanya di Indonesia kita sudah terbiasa dengan nilai ABCDE, setiap Negara pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda pula. Sehingga ada baiknya jika kita mengetahui system penilaian itu.

Tentukan Negara tujuan
Setelah kita mensortir jurusan dan tujuan kampus di luar negeri, pasti tentunya akan ada banyak pilihan dari setiap Negara. Oleh sebab itu, kita juga perlu memilih Negara tempat kita akan studi kedepan. Menentukan Negara tujuan juga sangat penting karena setiap negara memiliki keunikan dan menyimpan sejarah masing-masing dalam sebuah keilmuan. Apabila kita pandai dalam memilih negara tujuan, maka kita tidak akan hanya mendapat keilmuan, namun juga pengalaman empiris secara langsung dari hasil kunjungan ke situs-situs sejarah dunia. Misalnya saja Eropa, ada banyak benefit yang dapat diperoleh apabila kita kuliah di Eropa. Pertama adalah manfaat bahasa. negara-negara non English Speaking Country seperti Jerman, Prancis, Austria sehari-harinya menggunakan bahasa mereka. Sehingga mau tidak mau selain menguasai bahasa Inggris, kita juga perlu menguasasi bahasa dasar mereka, minimalnya ketika kita kesasar disebuah tempat, kita tau apa yang akan kita sampaikan ke orang sekitar. Bagi saya ini adalah manfaat yang sangat luar biasa, karena setelah lulus dari Negara itu, kita menjadi mahir dalam banyak bahasa. Manfaat kedua adalah mengunjungi situs-situs sejarah dunia. Berbicara Eropa, maka sudah dipastikan kita dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang dapat kita pelajari secara langsung, sepeti Museum Louvre di Prancis, Museum Wina di Austria. Kita juga dapat merasakan pengalaman untuk mengunjungi Bukit Kahlenbergh di Wina yang menyimpan kekalahan Dinasti Ottoman Turki ketika akan menduduki Austria. Sehingga setelah pulang ke Indonesia, ada banyak hal yang dapat diceritakan kepada anak-anak kita di masa depan.
Louvre Museum, Paris
(Sumber: Google image)


London
(Sumber: Google image)

Setelah berselancar mengenai hal-hal itu, saya yakin kita tidak akan galau lagi mengenai penentuan jurusan dan perguruan tinggi yang akan ditempuh untuk program pascasarjananya. Setelah itu, teman-teman langsung mencari beasiswanya. Untuk informasi mengenai tata cara memperoleh beasiswa, sudah saya tulis disini.

Jika ada pertanyaan-pertanyaan lain yang belum jelas, saya dapat dihubungi melalui E-mail dan Instagram.

Semoga sukses.
The University of York
(Sumber: Google image)
York Minster
(Sumber: The University of York)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar