I'm Asep Rudi Casmana: Ayo kita baca buku “nak” !

WILUJEUNG SUMPING DINA SERATAN KANG ASEP


Sabtu, 05 Maret 2016

Ayo kita baca buku “nak” !

Oleh Asep Rudi Casmana
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Anak-anak merupakan aset masa depan sebuah bangsa yang tak ternilai harganya. Mereka adalah para calon-calon agen perubahan yang akan menentukan sebuah kebijakan dan langkah-langkah sebuah negara dibuat. Baik atau buruknya sebuah negara dapat dilihat dari generasi anak-anak yang akan memimpin negara itu. Menyadari akan pentingnya generasi muda untuk negara ini, perlu adanya sebuah usaha mulai dari tingkat yang paling dini untuk dapat mempersiapkan generasi yang masa depan. Selain nutrisi yang berguna bagi kesehatan tubuh para calon pemimpin, mereka juga membutuhkan sebuah “insight” dan “behavior” yang dapat membuat mereka menjadi well-educated persons. Sebagai seorang pendidik, saya berasumsi bahwa hal yang paling utama yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah menumbuhkan kesadaran dan membuat kebiasaan untuk membaca, sehingga kelak setelah mereka dewasa, kebiasaan itu akan menjadi teman sejati kemanapun ia pergi dan membuat anak itu tidak takut akan ketidaktahuan.


Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris memiliki usaha yang keras pada masa terdahulu menganai bagaimana mereka mendidik warga negaranya supaya menjadi orang yang hebat. Menurut Mortimer J. Adler dan Charles Van Doren dalam bukunya How to Read a Book menyatakan bahwa tahun 1970-an adalah dekade membaca dimana para para pemangku kebijakannya berusaha untuk menumbuhkan kebiasaan membaca bagi warega negaranya. Mereka memiliki langkah-langkah nyata agar penduduknya mau membuka dan membaca buku. Pada waktu itu, para orang tua mengajarkan dan mengajak anak-anaknya untuk membaca, meskipun hanya beberapa kata yang bergambar. Anak-anak merupakan target utama untuk dikembangkan budaya membacanya, karena mindset mereka dapat dengan mudah dibentuk untuk menjadi lebih baik. Sehingga hasilnya pada saat jaman modern ini Amerika Serikat menjadi sebuah negara adidaya yang warga negaranya sangat terdidik.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbanyak juga mampu dan bahkan biasa menjadi highly industrialized country. Saya berasumsi bahwa suatu saat nanti Indonesia akan menjadi sebuah negara super power dari ujung timur dunia ini. Sebagai sebuah negara yang mayoritas muslim, tentunya agama islam juga sudah memperingatkan kepada umatnya supaya kita senan tiasa menjadi umat yang pintar. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 46, Allah mengingatkan kita sebagai mahluk mulia untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan. Berikut firmannya :

“Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengatahuan.”

Hal itu sudah sangat jelas perintah kepada umat islam supaya kita semua menjadi orang yang berpengatahuan. Alangkah lebih baiknya, karena anak-anak adalah seseorang merupakan sebuah bibit para pemimpin di masa yang akan datang, mari kita ajak mereka supaya gemar membaca.

Jika melihat Indonesia pada masa kontemporer ini khususnya keadaan para remaja, rasanya sangat prihatin karena mereka yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas lebih suka membaca sesuatu yang instan dari gawainya dibandingkan dengan membaca buku secara utuh. Meskipun beberapa sekolah SMA di Jakarta sudah berupaya untuk mendigitalkan perpustakaannya, yaitu membuat buku-buku elektronik yang dapat dibaca dengan mudah pakai gawai, namun para remaja tersebut lebih menyukai membaca singkat dari blog yang tidak jelas sumbernya. Misalnya ketika seorang siswa SMA diberikan tugas oleh guru biologi untuk mencari sebuah teori evolusi Darwin, mereka lebih senang mendapatkan dari sumber-sumber blog daripada membaca utuh sebuah buku. Salah satu pemerhati pendidikan, Doni Koesuma mengatakan bahwa keadaan seperti ini akan membuat kemampuan daya nalar anak menurun yang dampaknya dapat membuat mereka menjadi illiterate persons, yaitu suatu keadaan yang membuat mereka malas untuk membaca buku dan dangkal ketika menganalisis sebuah masalah.

Saking pentingnya kebiasaan membaca buku, hal ini telah menjadi salah satu topik yang paling popular dalam tes kemampuan berbicara di IELTS (International English Langiange Testing System). Pada saat itu saya sedang menjalai uji kemampuan bahasa asing di IALF Surabaya, ditengah-tengah penguji menanyakan pengalaman saya ketika kecil khususnya bagaimana ibu saya mengajarkan membaca.

Mengingat pentingnya sebuah kemampuan membaca, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh para guru dan orang tua di rumah supaya dapat menumbuhkan rasa dan kebiasaan membaca khususnya bagi para anak di usia dini. Menurut Adler dan Doren, dalam elementary level of reading ada empat hal yang dapat dilakukan oleh orang tua supaya untuk dapat menerapkan budaya membaca kepada putera puteri mereka.

Pertama, orang tua harus melihat reading readiness. Ini adalah hal dasar yang harus diperhatikan oleh orang tua ketika mengajarkan membaca kepada anak-anaknya. Jangan tiba-tiba memaksa kepada anaknya supaya mereka dapat membaca karena hal itu sangat berbahaya jika anak trauma sama buku. Yang ada nanti mereka malah enggan membaca atau bahkan menyentuh buku. Dalam proses reading readiness ini terdapat empat hal yang perlu diperhatian oleh orang tua yaitu physical readiness. Pada tahap pemeriksaan ini, orang tua harus dapat melihat secara fisik apakah mereka sudah dapat melihat dan mendengar dengan baik atau belum. Jika mereka dirasa sudah dapat melihat dan mendengar dengan baik, tentunya ini adalah awal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan membaca. Berikutnya adalah languange readiness, ini merupakan kemampuan untuk dapat berbicara. Kemampuan ini sangat penting karena dengan mereka sudah dapat berbicara, orang tua dapat dengan mudah mengidentifikasi kata-kata yang sudah diserapnya. Selanjutnya adalah personal readiness yaitu sebuah kemampuan untuk dapat berdiskusi dengan orang lain. Pada tahapan ini, apabila seorang anak sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, artinya mereka sudah siap untuk diajarkan membaca.

Kedua adalah lesson to read very simple material. Ketika anak pertama kali diajarkan bagaimana cara membaca, tentu harus berproses. Hak itu tidak dapat langsung untuk membaca kalimat. Setelah orang tua memeriksa beberapa kesiapan membaca yang tadi dibahas sebelumnya, mereka harus memulai dengan sesuatu yang mudah. Gambar merupakan hal yang mudah bagi anak-anak untuk dibaca. Oleh sebab itu saya berasumsi bahwa mari kita ajarkan anak-anak untuk membaca beberapa kata yang bergambar. Biasanya anak-anak yang baru mulai masuk kelas pertama di sekolah dasar. Selain pembelajaran di kelas, orang tua tentu harus mendukung penuh supaya mereka dapat belajar membaca dan memiliki kebiasaan menbaca.

Langkah ketiga adalah teaching vocabulary. Membaca pada dasarnya adalah memperoleh kata-kata baru. Tentunya anak akan banyak bertanya mengenai kata-kata yang sulit yang hal ini merupakan pertama kalianya bagi mereka menemukan itu. Orang tua harus mendukung penuh dan mengajarkan kata-kata yang sulit ini untuk dapat dikonsumsi oleh anak-anak agar menjadi vitamin yang bagus. Biasanya, usia yang tepat untuk dapat mengajarkan hal ini adalah mereka yang duduk di kelas empat SD. Karena dengan usia yang ada di tengah-tengah sekolah dasar, mereka dapat mengembangkan kemampuan membacanya dengan mendapatkan kosa kata yang banyak.

Yang terakhir adalah enhancement skill. Ini merupakan tingkatan tertinggi dalam elementary level of reading yaitu apabila orang tua sudah dapat melihat perkembangan kosa kata anak yang banyak, ia dapat mengarahkan putera puterinya kepada bidang yang akan ditekuninya di masa yang akan datang. Jika anak itu diharapkan masuk ke Fakultas Kedokteran, maka bacaan yang perlu ia baca adalah mengenai kesehatan. Hal ini dapat disesuaikan dengan minat anak dan perencanaan orang tua. Biasanya anak yang sudah terbiasa membaca dari SD akan mudah untuk membaca bidang yang ini pada saat menginjak usia SMP.

Tentunya belajar itu dapat dipeoleh dari buku apabila seseorang sudah tidak lagi bertatap muka dengan guru. Karena menurt Adler dan Doren, tipe-tipe proses belajar adalah reading instruction dan reading discovery. Yang kedua itu lah yang perlu dikembangkan oleh para orang tua dan guru supaya anak menjadi gemar membaca. Karena pada dasarnya buku itu tidak hanya dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat seseorang ngantuk saja, namun jauh dari sisi itu bahwa buku dapat menjadi guru yang sangat hebat yang dapat menjadikan Amerika Serikat dan Inggris menjadi sebuah Negara maju seperti saat sekarang ini.


Pernah di publikasikan di Kompasiana
http://www.kompasiana.com/aseprudicasmana/ayo-kita-baca-buku-nak_56dae30ae222bd4039c7eb02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar