Oleh Asep Rudi Casmana
Yogyakarta Kota Transit
Episode 4
Kala itu, waktu menunjukan
pukul 21.15 tepatnya pada hari kamis, 10 Maret 2016. Nama sebuah hari yang
terdiri dari lima huruf itu memang sudah tidak asing lagi untuk didengar oleh
semua orang ketika mereka melaluinya termasuk diri saya, namun ada sesuatu yang
sangat berbeda yang ternyata dapat merubah sebuah langkah masa depan saya
khususnya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sebagai seorang insan
manusia agar dapat memberikan sebuah kontribusi untuk bangsa Indonesia.
Kurang lebih sekitar 445
hari lamanya saya menunggu hari kamis ini, semenjak terhitung tanggal 23
Desember 2014 dimana hari itu adalah pertama kalinya saya menginjakan kaki di
sebuah provinsi ujung timur Jawa, tepatnya di sebuah tempat yang biasa
digunakan orang-orang di seluruh Indonesia untuk belajar bahasa. Disana saya
berusaha selain untuk memenuhi persyaratan administrasi, juga untuk
meningkatkan kapasitas saya supaya dapat bergaul di lingkungan manca Negara.
Mungkin jika harus
diceritakan satu persatu untuk menuliskan kisah-kisah senang, susah dan sedih
di tempat itu, lima batang pena tidak akan cukup untuk menyampaikannya. Terlalu
indah untuk dikenang, terlalu sedih untuk dirasa, bahkan terlalu seram apabila
dibayangkan. Namun, pada akhirnya saya sudah berhasil melewati kisah-kisah
bersejarah
itu.
……….
Tepat pada pukul 21.30,
ketika saya sedang berdiskusi dengan seseorang yang statusnya sebagai mahasiswa
pasca sarjana Universitas Gadjah Mada, topik yang kami bicarakan pada waktu itu
adalah pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017, ada sebuah pesan elektronik masuk
secara tiba-tiba ke telephon pintar saya yang berwarna biru tua tanpa
disengaja. Pada awalnya, saya berasumsi bahwa pesan tersebut akan datang pada
esok harinya karena waktu sudah malam dan angina dari jendela pun terasa masuk
memenuhi ruangan kamar kami di Yogyakarta.
Karena tak sanggup untuk
membuka dan melihat apa isi pesan tersebut, yang memang sudah dinanti berates-ratus
hari, saya langsung meminta kepada kawan saya untuk membukakan dan membaca
email tersebut. Dengan cekatan, tangannya langsung mengambil telephon pintar
saya dan menyentuh serta mengusap-usap layarnya kebawah. Sorot matanya yang
sangat tajam seolah-olah menggambarkan ada sesuatu yang negatif terjadi dari
pesan itu, dia berusaha untuk membaca secara hati-hati apa yang tertulis dalam
gawai itu.
Setelah dia melihat secara
keseluruhan, tangan kananya yang sedang memegang gawai tersebut menunjukan
layarya ke saya tepat berisi sebuah kata yang terdiri dari lima huruf yang
secara langsung telah membuat detak jantung saya berdebar-debar kencang tak
karuan.
Dengan huruf yang sangat
tebal dan berwarna hitam dengan ukuran yang lebih besar dari yang lain, mungkin
kira-kira ukurannya 30 kalau di Ms. Word telah menyatakan bahwa saya dinyatakan
:
L O L O S
Sebagai penerima Beasiswa
Pendidikan Indonesia LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementrian
Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2016 batch 1 untuk melanjutkan studi di
jurusan Master of Education, Monash University, Australia.
Kurang lebih 445 hari
lamanya saya berusaha merubah sebuah mimpi yang terbesit dalam lamunan hingga
saat ini sudah menjadi kenyataan. Dan pada akhirnya, saya ingin segera untuk
menginjakan kaki di sebuah Kota terbaik di dunia yaitu Melbourne, Australia.
Insya Allah, jika proses administrasi seperti pengurusan perpanjangan passport,
pembuatan Visa, proses LoA Monash University lancer, pada bulan Juni ini saya
langsung terbang ke negeri Kanguru untuk melajar mengenai ilmu kebijakan
pendidikan.
Dari sepenggal kisah ini,
saya ingin mengajak dan memperlihatkan kepada teman-teman setia pembaca blog
ini bahwa segala sesuatu itu dapat kita capai dan raih dengan sungguh-sungguh,
dan focus kepada satu tujuan. Dengan mengerahkan segala kemampuan dan
memaksimalkan setiap waktu yang terus berjalan, saya akan sangat yakin bahwa
teman-teman akan mendapatkan lebih dari apa yang saya peroleh saat ini.
……………………………
Terimakasih banyak kepada
teman teman yang telah menuliskan dan mengomentari sebuah pernyataan pribadi
yang ada di media social saya. Saya berharap bahwa teman teman juga dapat
sukses sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Sebenarnya masih banyak
yang ini saya sampaikan bagaimana proses perjuangan dan apa saja yang perlu
dipersiapkan untuk memperoleh beasiswa LPDP ini, namun rasanya sangat berat
untuk menahan kelopak mata agar tetap terus terbuka pada malam hari ini. Insya
Allah saya akan menuliskan semua kisah senang sedih hingga saya mendapatkan
beasiswa LPDP ini pada lembaran pena yang lainnya, mulai dari proses apa saja
untuk dapat belajar IELTS hingga proses seleksi LPDP 2016. Oleh sebab itu,
tetap keep up to date ke blog asep rudi ini.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar