Oleh
Asep Rudi Casmana
Episode 7
“Sep, kalau ente males
baca buku yang tebelnya segini (kurang lebih 300-400 lembar) dalam bahasa
Inggris, lebih baik lo ga usah mimpi buat kuliah ke luar negeri”
University of York in the morning |
Kembali
ke masa saya belajar bahasa Inggris di Kampung Ingris pada tahun 2015. Pada waktu itu, saya sedang belajar
mengerjakan soal reading IELTS. Saya menyadari bahwa reading adalah salah satu
masalah bagi saya. Saya tidak terbiasa membaca, jangankan jurnal internasional,
artikel bahasa Indonesia saja jarang. Hasilnya, nilai IELTS saya khususnya yang
reading sangatlah jelek. Salah satu hal yang saya lakukan dulu adalah
menerjemahkan artikel soal reading Cambridge dari bahasa Inggris ke Indonesia.
Hampir setiap hari saya lakukan mulai dari setelah solat subuh hingga larut
malam, dan tak tahu waktu lagi. Suatu hari, salah satu kawan kosan saya di
pare, (ia juga yang memberikan saran saya untuk dapat kuliah di University of
York, dia alumni UGM) mengatakan sesuatu sangat pedas, seperti yang saya kutip
diatas. Kalimat itu tidak pernah terlupakan karena saya sekarang merasakan
sendiri budaya akademik di Inggris memang harus dan wajib membaca setiap
harinya.
“Tiada
hari tanpa jurnal internasional”
Seperti
yang sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya mengenai budaya akademik di
Inggris, memang membaca merupakan kunci utama dalam membuka jendela dunia.
Kuliah di inggris akan terasa sangat mudah kalau kita rajin membaca. Namun
bagaimana cara membaca yang sangat efektif sehingga tidak dapat menyita waktu
kita?
Sejujurnya,
saya masih ingat waktu acara Persiapan Keberangkatan penerima beasiswa LPDP
angkatan 62, salah satu pembicaranya menanyakan kepada para awardee. Pertanyaan
yang sangat simple namun membuat saya sadar akan pentingnya membaca.
Pertanyaannya adalah “Siapa yang suka membaca jurnal internasional minimal 5
jurnal dalam seminggu?” Banyak orang mengacungkan tangannya sebagai sebuah
tanda bahwa mereka selalu ranjin membaca. Namun saya tidak pernah mengacungkan
tangannya. Hingga akhirnya dia menanyakan yang suka membaca minimal satu jurnal
dalam seminggu, banyak juga orang mengacungkan tanggannya. Dan hanya saya yang
tidak mengacungkan tangan. Ini sungguh sangat memalukan, saya tidak pernah
membaca jurnal internasional sebelum PK LPDP. (Untuk para pembaca web saya,
semoga pengalaman buruk yang memalukan ini tidak terulang untuk teman-teman,
mari segera lanjutkan membaca jurnal).
As time goes on,
segalanya berubah. Mulai dari kejadian itu, aku sadar akan pentingnya membaca
jurnal internasional. Saya mencoba untuk membuat sebuah target bahwa seminggu
minimal satu jurnal, yang akhirnya saya dapat melanjutkannya. Hinggal hal itu
menjadi sebuah kebiasaan.
Namun,
ketika saya mulai kuliah di Inggris, rasanya tidak mungkin kalau saya hanya
satu jurnal dalam satu minggu. Yang ada saya akan mati kehausan ilmu, karena
tidak dapat mengikuti perkembangan di kelas. Akhirnya target saya dinaikan
dengan membaca satu jurnal dalam sehari.
Pada
waktu itu, biasanya saya menghabiskan waktu dalam waktu enam jam dalam satu
jurnal internasional. Teman-teman saya dari Jepang mengatakan bahwa waktu 6 jam
dalam satu jurnal itu sungguh sangat cepat dalam memahami sebuah jurnal yang
memang itu bukan bahasa kita. Namun ternyata, saya merasa bahwa waktu itu
terbuang masih sangat sia-sia apabila kita menghabiskan hanya 6 jam dalam satu
jurnal. Saya ingin waktu membaca saya lebih efektif dan efisien lagi dalam
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas keilmuan saya sehingga waktu satu tahun
di Inggris ini tidaklah sia-sia. Mengingat banyaknya buku dan jurnal yang wajib
dibaca setiap minggunya.
Salah
satu kuncinya adalah bertanya. Saya sangat senang menanyakan kepada teman-teman
lain mengenai bagaimana cara mereka membaca, mengatur waktu belajar dan mempersiapkan
waktu di kelas. Kebetulan teman-teman saya berasal dari Slovakia, China, United
States of America, Japan, South Korea, dan England.
Dari
sekian banyak sharing dan bertanya kepada teman-teman, akhirnya saya dapat
menemukan sebuah cara yang dapat membuat saya bisa membaca jurnal internasional
dalam waktu 3 jam saja untuk memahaminya. Ini sungguh pencapaian yang sangat
luar biasa, saya sangat senang karena kini dalam sehari saya dapat membaca
lebih dari satu jurnal Internasional. Bagaimana caranya? Berikut ini adalah
cara saya membaca jurnal internasional hasil dari diskusi dengan teman-teman
yang sudah terbiasa dan senang membaca.
Langkah
pertama adalah siapkan catatan terlebih dahulu. Membaca tanpa menulis adalah
tidak berguna, justru hal yang dapat menambah pengetahuan kita adalah dengan
menuliskan kembali apa yang sudah kita tuliskan. Namun bagaimana cara
menuliskan rangkuman yang dapat mudah dipahami? Jadi, setiap lembar buku
catatan kita perlu dibagi menjadi tiga bagian, seperti yang terlihat digambar
yang saya cantumkan ini. Bagian yang paling tengah itu adalah catatan utama
kita. Disini kita perlu menuliskan rangkuman dari setiap paragraph yang sudah kita
baca. Dalam satu paragraph cukup satu atau maksimal dua kalimat dan itu adalah
kalimat kita sendiri, tanpa copy paste dari jurnal yang kita baca. Kemudian
pada bagian sebelah kanan yang agak sedikit, itu diisi dengan data dan fakta
dari jurnal yang kit abaca. Misalnya ada data statistic, atau teori yang
penting yang harus kita tulis dan hafalkan. Tentunya yang sangat penting saja,
tidak semua data atau teori yang kita temukan harus dituliskan disitu. Dan yang
terakhri adalah pada kolom yang bawah, itu adalah catatan dari dosen ketika
kuliah. Apabila dalam diskusi dengan teman dan dosen, mereka menemukan sebuah
pengetahuan yang baru, langsung ditulis di kolom bawahnya.
Pembagian tiga dan bagian utama yang harus ditulis |
Cara note-taking bagian kedua dan seterusnya |
Langkah
yang kedua adalah menuju jurnal internasional yang sudah siap kita baca.
Sebelum membaca jurnalnya, di lembar pertama yang sudah kita buat bagi tiga
tadi, tuliskan reference atau bibliography nya, seperti misalnya nama penulis,
judul jurnal, tahun terbit, institusi dan yang lainnya. Ini sangat penting
mengingat nanti ketika kita diskusi atau bicara dengan orang lain, kita
memiliki data dan faktanya. Berikutnya adalah sebelum membaca, kita tuliskan
structure dari jurnalnya, mulai dari Introduction hingga conclusion. Tuliskan
setiap sub judul yang akan dibaca lebih dahulu, ini fungsinya untuk memahami
secara keseluruhan mengenai isi jurnal yang akan kit abaca.
Langkah
ketiga adalah membaca bagian yang terpenting dalam jurnal. Bagi saya, bagian
terpenting jurnal adalah Abstract, Introduction, Methodology
dan Conclusion.
Nah keempat bagian itu perlu berkali-kali dibaca, hingga kita benar-benar paham
mengenai isi jurlanya karena inti dari jurnal ada pada empat bagian itu.
Langkah
terakhir adalah note-taking atau mencatat bagian bagian penting. Seperti yang
awal sudah saya katakana bahwa menuliskan ide yang sudah kita baca sangatlah
penting, namun bagaimana cara menuliskanya itu perlu strategi. Usahakan
maksimal satu paragraph adalah satu kalimat kita sendiri, tuliskan dan rangkum dengan
menggunakan kalimat sendiri. Salah satu ciri bahwa kita sudah memahami isi dari
setiap paragraph adalah kita dapat menuliskannya sendiri. Begitu dan seterusnya
ketika membaca bagian yang lain.
Langkah
terakhir adalah hilangkan pengganggu. Usahakan kita dalam kondisi yang sangat
tenang dan nyaman ketika membaca. Kalau bacaannya sudah mulai serius seperti
jurnal internasional, alangkah baiknya menonaktifkan handphone selama waktu
membaca. Atau minimalnya mematikan paket data internet, terkadang notifikasi
facebook atau social media yang lainnya selalu menghilangkan kenikmatan dalam
membaca.
Pada
akhirnya, saya mendapatkan hobi baru yang dapat membuat saya sangat tenang dan
nyaman. Saya selalu bahagia ketika berhasil menyelesaikan dan membaca salah
satu jurnal internasional. Karena pada dasarnya salah satu hasil dari
pendidikan adalah bertambahnya ilmu pengetahuan dan berubahnya pola perilaku,
dan jurnal internasional sudah berhasil merubah pola pikir dan perilaku saya
secara perlahan.
Semoga
tips membaca jurnal ini dapat bermanfaat.
Beautiful autumn in University of York |
Episode 1 Sepucuk Surat dari Manchester
Episode 2 Ketika pete Indonesia dimakan orang Yunani
bagusnyaa.. sangat berguna
BalasHapusGood job Kak Asep. Tulisannya bermanfaat :)
BalasHapusterimaksih kak
BalasHapusbagus aseep, menginpirasi dan bermanfaat. Yang lebih keren itu tips baca jurnalnya.
BalasHapusMakasih tipsnyaa.
Well done Asep
BalasHapusKeep up the good job !
Thank you so much for this fantastic information,
It is totally help,
You are the real hero !
Terima kasih kak Asep atas sharingnyaa.. Sebenarnya hal itu sudah menjadi pertanyaan saya selama ini hehee terimakasih atas bantuannya yaa kak
BalasHapusTerima kasih banyak
BalasHapusbermanfaat bgt kang tips nya
BalasHapus