Oleh Asep Rudi Casmana
Episode 8
“Perfect preparation makes perfect
results”
Waktu sudah menunjukan pukul 22.00
GMT di Kota York, langitpun sudah sangat gelap. Namun aku masih duduk santai di
depan laptop di gedung perpustakaan University of York. Alasanku belajar di
tempat ini hingga larut malam sangat simple, karena di library ada heaternya
atau pemanas ruangan, sehingga meskipun cuaca dangat dingin, namun udara di
dalam ruangan selalu hangat. Sebaliknya, aku kesulitan untuk belajar di
akomodasi rumah, karena cuaca yang dingin masuk hingga kamar. Aku rela untuk
tinggal di perpustakaan hingga larut dalam dan mengerjakan tugas. Salah satu
kenikmatan kuliah di Inggris adalah perpustakaanya, ini adalah gedung yang
tidak pernah tutup selama 24 jam, sehingga mahasiswa bebas mau tinggal sampai
kapanpun di gedung ini.
Mulut ini tak henti-hentinya
mempraktekan apa yang akan disampaikan pada minggu depan, sambil menyesuaikan
dengan Yorkshire accent dan ada sedikit campuran Sunda English-nya, aku terus
berusaha untuk dapat memperjuangkan supaya dapat tampil maksimal dalam
presentasi minggu depan. Sejujurnya aku sangat nervous dalam presentasi ini,
karena ini adalah presentasi pertama kali yang disaksikan oleh teman-teman yang
lain dan dalam bahasa Inggris pula. Aku khawatir bahwa aksen sunda Indonesia
ini membuat mereka tidak memahami apa yang aku maksud. Karena selama ini aku
lebih banyak dikoreksi oleh orang lain mengenai pronunciation-nya. Meskipun
band score speaking IELTS aku dapat 7.0, namun tetap saja Yorkshire accent
harus dipelajari dan itu berbeda dengan British accent.
Seminggu sebelum presentasi dimulai,
aku sudah mempersiapkan dan latihan setiap hari. Seperti yang salah satu guru
saya di pare bilang bahwa “perfect
preparation makes perfect result”, oleh sebab itu, aku tidak mau
menyianyiakan momen pertama tampil di depan kelas ini gagal hanya karena bahasa
inggris yang kacau. Sebagai mahasiswa di bidang pendidikan, presentasi dan
menulis essay merupakan hal yang sangat lumrah. Itulah sebabnya kenapa yang mau
masuk jurusan Education, IELTS speaking dan writingnya harus tinggi.
Sebagai informasi, aku mendapatkan
tugas untuk mempresentasikan mengenai tradisi liberal masarakat Inggris dalam
menghasilkan hak-hak warganegaranya pada abad ke 18, 19 dan 20. Aku menjelaskan
bagaimana sejarah setiap negara untuk pertamakalinya mendapatkan hak untuk
memilih, serta solusi untuk menyelesaikan permasalahan kesenjangan social. Bagi
saya ini adalah topic yang sangat rumit, karena sebelum latihan presentasinya
aja aku perlu memahami sejarah berkali-kali, namun pada akhirnya aku dapat melakukannya
juga.
Tiba-tiba aku teringat khutbah jumat
di Masjid University of York, namun aku lupa siapa nama orang yang
menyampaikannya, yang pasti dia adalah seseorang dari timur tengah. Dalam
khutbahnya ia mengatakan bahwa kita ini ada di York sebagai seorang Ambasador
atau duta. Allah sudah menciptakan kita yang terbaik, oleh sebab itu kita harus
melakukan dan mempersiapkan yang terbaik. Pemerintah Indonesia telah memberikan
dan menyeleksi orang-orang terbaik untuk disekolahkan ke Inggris, oleh sebab
itu aku harus memberikan dan melakukan yang terbaik pula. Atas dasar itu, aku
tidak mau memberikan presentasi yang asal-asalan.
Sebelum persiapan presentasi, aku
melakukan hal-hal yang dapat membuat semuanya menjadi perfect result. Aku bukan
tipe orang deadliner, yang segalanya dikerjakan pada akhir batas pengumpulan.
Namun aku tipe orang yang suka mengerjakan langsung ketika tugas itu diberikan.
Oleh sebab itu, begitu dosen memberikan topic presentasi, aku langsung membaca
dan memahami pokok permasalahan yang akan dipresentasikan. Kebetulan topicnya
adalah mengenai sejarah hak politik dan solusi untuk menyelesaikan kesenjangan social.
H-2 minggu sebelum presentasi dimulai, aku sudah siap dengan materi yang akan
dipresentasikan, artinya aku sudah membaca semua materi yang akan disampaikan.
Langkah berikutnya adalah persiapan
presentasi dan Yorkshire Accent. Sebagai informasi bahwa Yorkshire aksen sangat
berbeda dengan British accent, apalagi American accent. Mereka berbicara agak
aneh dan kurang jelas terdengarnya. Sejujurnya akupun kadang kesulitan dan
pernah misunderstanding dengan dosen di kelas. As time goes on, itu dapat aku
atasi dengan banyak latihan dan mendengarkan video. H-1 minggu, aku focus pada
latihan dan membuat Yorkshire accent. Tujuannya adalah supaya apa yang kita
sampaikan sesuai dengan apa yang tertulis di power point dan kita percaya diri.
Bagi aku, latihan presentasi sangat penting, karena kita perlu mempersiapkan
segala kemungkinan buruk yang akan terjadi, misalnya lupa tanggal, tahun, fakta
dan data. Namun hal itu dapat diatasi apabila kita latihan.
Setelah materi siap, latihan juga
sudah bagus, hal yang berikutnya adalah penampilan. Perlu diketahui bahwa
penampilan adalah sesuatu yang pertama kali dilihat orang lain. Oleh sebab itu,
usahakan ketika akan presentasi, gunakan pakaian yang terbaik yang dapat
membuat orang lain terkesan dengan apa yang kita tampilkan, namun jangan
terlalu berlebihan juga.
Senyum bahagia setelah sukses presentasi |
Setelah semuanya sudah siap, jangan
lupa berdoa. Semoga apa yang akan dipresentasikan lancar. Dan pada akhirnya,
tulisan ini dibuat sebagai rasa syukur bahwa presentasi yang saya lakukan sudah
sukses.
Semoga sedikit cerita ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.
Episode 1 Sepucuk Surat dari Manchester
Episode 2 Ketika pete Indonesia dimakan orang Yunani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar