Oleh Asep Rudi
Casmana
Dalam suasana
yang sangat dingin di dalam bus transjakarta, Kang Dadang duduk di
tengah-tengah bis yang berasal dari Kampung Melayu menuju Ancol, tujuannya
adalah berhenti di halte mangga dua. keinginanya hanya satu, yaitu membeli
sesuatu yang hanya ada di pasar mangga dua. Biasanya kang dadang tidak pernah
berbicara atau sangat enggan dalam ngobrol dengan seseorang yang ada didalam
bis, karena dulu si akang ini pernah tertipu oleh seseorang yang ia anggap baik
di bis. Dia hanya fokus dengan buku yang dipegang dan dibaca. Lembar demi
lembar ia lalui, hingga ada seseorang duduk disampingnya.
Mungkin usianya
sudah menginjak kepala lima, karena rambutnya pun sudah mulai beruban.
Laki-laki itu menggunakan kemeja lengan pendek dan menggenakan kacamata. Sepeti
biasa kang dadang tidak peduli siapapun itu yang duduk disampingnya.
Ditengah-tengah asiknya membaca buku yang baru dibeli kang Dadang di toko buku
besar di Bandung, tiba-tiba seseorang yang duduk disampingnya menanyakan mengenai
seputar perkuliahannya.
“Kamu masih
kuliah atau sudah kerja de?” ucap seorang laki-laki tersebut.
“Oh iya pak,
saya sudah lulus kuliah dua tahun yang lalu di Kampus Rawamangun pak,” jawab
saya tanpa bertanya apa-apa lagi.
Kemudian ia
melanjutkan bahwa ia juga punya anak yang sedang kuliah di jurusan manajemen di
Jakarta. Ia sangat bangga dan senang terhadap anaknya karena bisa lanjut
sekolah. Karena ia banyak berbicara mengenai perkuliahan, akhirnya kang dadang
berhenti membaca buku dan fokus pada apa yang disampaikan oleh orang yang duduk
disampingnya itu.
Tiba-tiba kang
Dadang teringat kepada salah satu teori yang disampaikan oleh David J Schwartz
mengenai pikiran positif terhadap orang lain. David mengatakan bahwa setiap
orang itu sangat ingin berbicara dan mengeksplor dirinya sendiri. Orang juga
akan mudah diketahui siapa dirinya apabila ia banyak berbicara dan bercerita.
Singkatnya apabila kita ingin mengetahui siapa orang itu dan mengambil banyak
pelajaran, maka banyaklah bertanya.
Kang Dadang lalu
benar-benar fokus dan ingin menguji kebenaran teori itu, akhirnya ia banyak
bertanya. Tujuan dari bapak itu adalah ke Pasar Senen karena ia ingin mengurus
bisnis dagangan dia. Kang Dadang tambah penasaran mengenai bisnis apa yang
sedang dijalankan. Ternyata ia bercerita bahwa bapak itu adalah seorang
supplier, dia memasok buah-buahan ke beberapa hotel ternama di Jakarta. Ia juga
bercerita bahwa hingga saat ini, sudah ada tujuh hotel yang disuppply olehnya
setiap hari kecuali hari-hari libur.
Untuk
mengerjakan hal itu, setiap malam ia harus belanja ke beberapa pasar untuk
mengambil buah-buahan yang dibutuhkan oleh hotel, kemudian siang harinya ia
mengirimkan ke tujuh hotel. Ini adalah salah satu peluang bisnis yang sangat
hebar. Namun ada satu hal yang membuat Kang Dadang kagum dengan nasihatnya adalah
bahwa “orang pintar dan berilmu akan selalu menemukan jalan untuk hidup dan
menghidupi keluarganya” oleh sebab itu ia adalah salah satu orang yang sangat
peduli terhadap pendidikan. Ia percaya bahwa dengan memiliki kualifikasi
pendidikan tinggi, seseorang tidak akan kesulitan hidup dimasa depannya.
Selain itu,
orang yang berpendidikan juga dapat membantu menghidupi orang lain karena pada
prinsipnya orang sukses itu akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat
mendukung usaha yang akan ia lakukan. Contohnya adalah salah satu pekerja dia,
kang dadang sangat kagum bahwa untuk mengerjakan usahanya itu, ia hanya
membutuhkan tujuh orang saja. Salah satu karyawannya adalah mantan satpam di
salah satu bank swasta di Jakarta. Sekarang satpam itu sudah sukses dalam
artian dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang lebih dari cukup karena usahanya
itu.
Dari
penjelasannya itu kang dadang dapat mengambil pelajaran bahwa jika orang pandai
dan berilmu, ia akan dapat berfikir untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya
termasuk masalah fianansial. Oleh sebab itu, dukunglah generasi masa depan
dengan menyekolahkan dia hingga mencapai jenjang pendidikan tinggi.
NB:
Belajar itu
tidak harus dari kelas, kehidupan sekitar pun dapat memberikan sebuah pelajaran
apabila kita mengambil hikmah dari pernyataan dan nasehat setiap orang, oleh
sebab itu jadilah seseorang yang seperti gelas kosong yang siap menerima air
dari orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar