Oleh Asep Rudi Casmana
Panorama Inggris
Episode 4
Kedua mobil yang berasal dari sebelah
kanan dan kiri aku tiba-tiba berhenti di tengah jalan, dan hal itu diikuti oleh
beberapa mobil dibelakangnya. Dari dalam kaca mobil, ada orang duduk paling
depan sambil memegang setir mobil berwarna putih. Sambil tersenyum, driver
mobil itu mengangkat tangan kanannya sebagai pertanda bahwa ia mempersilahkan
aku dan para pejalan kakinya untuk menyebrangi jalan. Hal itu aku temui hampir disetiap
sudut di Kota York, baik itu di pinggiran, di pusat kota ataupun di kampus.
Jika kamu datang dan berkunjung ke
York, hal seperti ini yang akan ditemui ketika kita akan menyebrang jalan.
Orang-orang penduduk Inggris, khususnya di Kota York sangat menjunjung tinggi
dan menghargai para pejalan kaki. Mereka yang mengendarai mobil ataupun
kendaraan bermotor lainnya rela untuk berhenti sejenak demi untuk
mempersilahkan pejalan kaki melintasi jalannya. Aku sangat senang dengan budaya
seperti ini, karena mereka benar-benar mengharai siapapun itu yang sedang
berjalan kaki.
Di Inggris, khususnya di York,
aktivitas utama orang-orang adalah jalan kaki. Mereka sudah terbiasa untuk
jalan dengan jarak yang berkilo-kilo. Langkah mereka sangat lebar, sehingga
dapat berjalan cepat. Jarak dari tempat akomodasi aku ke kampus-pun tidak
terbilang jauh, karena dapat ditempuh dengan jalan kaki. Jika kita tarik
starting poinnya Halte Transjakarta UNJ, mungkin untuk dapat menempuh ke kelas
yaitu di department of education sama seperti berjalan kaki hingga halte Pasar
Genjing di dekat matraman.
Mesin dan tombol yang harus ditekan ketika menyebrang jalan |
Saya sangat heran dengan orang-orang
yang ada di Inggris ini, mengapa mereka berjalan sangat cepat? Hamper setiap
mereka jalan kaki, aku selalu terkejar olehnya, padahal sebelumnya mereka
berada jauh di belakang kita. Suatu hari, ketika aku berjalan pulang dari
kampus menuju rumah, aku berjalan sendirian di trotoar. Lalu tiba-tiba
seseorang dengan tubuh yang lebih tinggi dariku, dengan rambut yang blond
panjang dan bermata biru berjalan disampingku dan berusaha untuk melewatiku.
Namun aku tidak mau dikalahkan, aku terus berjalan dengan cepatnya supaya tidak
dapat tersusul oehnya. Namun ternyata meskipun aku sudah mengeluarkan kecepan
maksimal dengan langkah yang cepat, ia masih tetap dapat menyusulku dan
akhirnya aku berada di belakangnya. Dari situ aku dapat menarik kesimpulan
bahwa langkah mereka sangat lebar ketika berjalan kaki, sehingga meskipun
ayunannya tidak cepat tapi mereka dapat dengan cepat menuju tmpat tujuannya
tanpa melihat seseorang yang berada disampingnya.
Traffic light di Kota York |
York ini merupakan sebuah kota kecil
yang sangat indah. Semuanya serba dekat, baik dari city center menuju kampus,
dari kampus ke rumah atupun dari rumah menuju kota. Semuanya dapat ditempuh
dalam waktu yang tidak lebih dari sepuluh menit dengan menunakan bis. Meskipun
demikian, alat transportasi utama yang murah dan dapat dipakai kemana-mana
adalah sepeda. Sepeda disini sangat murah, karena dapat membeli sepeda-sepeda
yang second hand atau yang bekas pakai. Dengan menggunakan sepeda, orang-orang
dapat menuju kemana-mana dengan mudah, dan tentunya jangan khawatir di tengah
jalan, orang-orang akan membantu dan berhenti ketika ada seseorang yang ingin
menyebrang dengan menggunakan sepedanya.
Ketika seseorang ingin menyebrang jalan,
orang itu dapat menekan tombol yang ada di traffic light nya. Kemudian tunggu
sebentar hingga tanda jalan dapat muncul, jika ini sudah muncul maka orang itu
dapat berjalan kaki atau membawa sepedanya untuk dapat menyebrangi jalan.
Orang sedang mengantri menunggu lampu berwarna merah. |
Sepedah di taman York |
Seoeda di Castle Museum of York |
Museum York |
Sepeda sehat mahasiswa baru York |
Sepedah sehat sore hari |
Sepeda baru |
Bahagia itu mudah |
sepeda santai di Kota York |
Link:
Episode 1 Sepucuk Surat dari Manchester
Episode 2 Ketika pete Indonesia dimakan orang Yunani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar