Oleh Asep Rudi Casmana
Panorama Inggris
Episode 1
Diluar jendela sana aku tak dapat
melihat apa apa selain sebuah awan putih yang sangat tebal serta sayap pesawat
yang membawaku terbang ke ujung barat. Temanku bilang bahwa struktur awannya
sangat berbeda dengan di Indonesia, dia mengatakan bahwa awan-awan Indonesia,
sepanjang perjalanan ia dari Palembang ke Jakarta selalu bergumpal dan
berkumpul. Namun awan di langit atas Manchester sangat putih tebal dan tidak
berkumpul seperti awan Indonesia, itulah sebabnya kawanku mengatakan bahwa awan
ini sangat tebal. Beberapa menit lagi, pesawat milik pemerintah Belanda itu
akan mendarat dan mengantarkan aku ke Bandara Internasional Manchester. Aku
mendarat disini karena kota tujuan studi di York tidak memiliki Bandara.
Hatiku sangat senang ketika melihat
kerumunan perumahan yang sangat tersusun rapi dari atas, rumah-rumah tua dengan
arsitektur khas Eropa yang berwarna merah kuning dengan cerobong asap
diatasnya. Kamera akupun tak henti-hentinya membucah dan merekam gambar dari
sudut atas langit Inggris. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan
tiba dan menikmati cantiknya Inggris dari atas pesawat.
Hari itu adalah hari senyumanku yang
terpanjang. Sebuah senyum yang tak ada henti-hentinya semenjak keberangkatan
dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. Perjalanan dengan jarak tempuh 15
jam dari Jakarta ke Manchester tidak terasa lama. Ini karena aku sangat
menikmati perjalanan ini. Segala kesedihan yang sudah pernah aku alami dalam
perjuangan di Kampung Inggris semuanya hilang. Dulu penah sedih gara-gara
mendapatkan IELTS Band score 5.0, sedih karena skoring IELTS hanya 4 atau 5, sedih
karena terlalu lama tinggal di pare, sedih karena sakit telinga gara-gara
headset tidak pernah lepas, semuanya itu tergantikan oleh senyum bahagia karena
transit di Amsterdam dan Manchester. Aku sudah membuktikan bahwa kebahagiaan
yang sesungguhnya adalah ketika kita menikmati sebuah hasil atas kerja keras.
Didalam pesawat KLM Royal Dutch, ada sebuah kalimat yang membuat aku terkagum
atas kesuksesan presiden direkturnya.
“any
goal can be achieved by working tirelessly toward it”
Itu adalah sebuah bukti bahwa aku
sudah berhasil melangkah meraih impian yang sudah diimpi-impikan sebelumnya.
Dan ini juga sudah dibuktikan oleh kebanyakan orang-orang terdahulu yang sudah
sukses dengan karir mereka. Oleh sebab itu, bagi siapapun yang memiliki tujuan
dan cita-cita hidup, mari mulai kerjakan dan kerja keras dari sekarang untuk
meraihnya.
Setibanya di Manchester, dalam
sekejap semua pemandangan itu berubah. Biasanya aku melihat orang-orang dengan
kulit sawo matang dan berambut hitam, kini orang-orang yang ku lihat adalah
mereka yang berkulih putih, berambut jagung dan mata biru dan berbadan tinggi.
Kedatangan pertama saya ke Inggris
telah banyak membuat saya culture shock karena semuanya sangat-sangat berbeda
dengan kehidupan di Indonesia. Salah satunya adalah arah kiblat. Ketika di
Indonesia, aku sudah terbiasa untuk sholat arah ke barat, karena ka’bah adanya
di sebelah barat Indonesia. Namun aku baru tersadar bahwa Inggris adalah
berlokasi disebelah barat Kota Makkah, sehingga aku sholat menghadap ke timur
tenggara dan sajadahnya menyesuaikan dengan arah kiblat.
Disisi lain, kemampuan listening
IELTS kita akan diuji di tempat yang sesungguhnya. Aku katakana bahwa listening
IELTS sangat jauh lebih mudah dibandingkan dengan mendengarkan orang Manchester
asli berbicara dan becana. Orang Mancie (panggilan Kota Manchester) memiliki
aksen khusus yang namanya Mancunian. Dan itu sangat terdengar aneh di
telinggaku. Perjalanan dari Manchester ke York dengan menggunakan kereta telah
membuat aku focus belajar mengenai aksen alsi orang British.
Selain itu, masih banya hal-hal lain
yang telah membuat aku mengerutkan kening ini karena perbedaan budaya, seperti
teraturnya model rumah, pola pembuangan sampah, hingga kota yang sangat sepi.
Kedepan aku akan share hal-hal itu melalui website ini. Selamat berjuang.
Garuda Indonesia Jakarta-Amsterdam |
Bandara Internasional Manchester |
Manchester City |
York Train Station |
York Bridge |
Hi kang, senang bisa membaca pengalamannya, apalagi bagian Manchester-nya, sangat memotivasi saya lagi untuk bisa terbang ke sana suatu saat.
BalasHapusOh iya, salam kenal (lagi).. Saya Fachry, dulu kita satu angkatan daftar PPAN.
Hallo kang Fachri,
HapusAlhamdulillah, terimakasih banyak ya sudah mampir ke website saya,
Ayo saya sudah disini, diantosan pisan didieu. Hehe
Suratnya mana kang?
BalasHapus