Oleh Asep Rudi Casmana
Kuliah di luar negeri merupakan salah
satu anugerah bagi seorang mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan. Mereka
yang dapat menimba ilmu di negara-negara maju bisa menyerap pengalaman dan
keilmuah yang dapat diterapkan di negaranya. Namun terkadang ada kendala yang
harus diselesaikan diawal sebelum memilih perguruan tinggi, diantaranya adalah
memilih jurusan.
Memang perkara jurusan dan keilmuan
yang akan ditempuh selama studi di luar negeri merupakan hal yang sangat
krusial. Berdasarkan pengalaman pribadi saya akan muncul pertanyaan di Negara mana
saya akan kuliah? Kampus dan jurusan apa yang paling cocok untuk saya? Dan yang
paling membuat galau adalah apakah saya harus mengambil jurusan linier dengan
S1 saya atau lintas jurusan? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu
menghantui bagi para pemburu beasiswa sebelum mereka menentukan mau kuliah
dimana. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan secara mantap. Pada kesempatan kali
ini, saya akan memberikan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang dapat
dijadikan sebagai acuan utama dalam memilih perguruan tinggi pascasarjana di
luar negeri.
Tentukan jurusan linier atau lintas jurusan?
Teman-teman, memilih jurusan yang
sesuai dengan dengan background S1 atau lintas jurusan adalah tergantung pada
tujuan akhir kita pasca lulus kuliah mau kemana. Ini sangat penting, coba kita
tarik jauh kedepan. Bayangkan lima tahun kedepan kita mau jadi apa? Atau bahkan
sepuluh tahun kedepan kita mau jadi apa? Setelah mengetahui tujuan akhir
kedepan mau berkarir di bidang apa, maka hal itu sudah sangatlah mudah untuk
menentukan jurusan yang akan diambil. Jika tujuan utamanya adalah menjadi
seorang dosen, maka jelas jurusan yang perlu diambil haruslah linier atau
sesuai dengan background sarjana kita. Meskipun demikian, kuliah jurusan yang
sesuai dengan latar belakang keilmuan yang sama akan dapat memberikan manfaat
yang banyak seperti kita dapat memahami mata kuliah, karena pada dasarkan sudah
pernah dipelajari pada saat S1.
Kalaupun memang mau ambil lintas
jurusan, harus dipertimbangkan secara matang, apakah saya akan dapat bertahan
disana ataupun tidak. Sebagai contoh, saat ini saya akan menempuh studi MA in Global and International Citizenship
Education di University of York.
Setelah saya lihat mata kuliah yang akan saya pelajari selama disana, itu sudah
sangat sesuai dengan latar belakang S1 saya yaitu Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, sehingga saya sudah memiliki gambaran mengenai apa yang akan
saya pelajari. Saya juga sudah diterima di beberapa perguruan tinggi di Inggris
seperti di University of Bristol
jurusan Public Policy, di University of Glasgow jurusan International Relations dan di University of Sheffield jurusan Education Policy. Setelah saya
pertimbangkan dan melihat sumber-sumber perkuliahan yang akan dipelajari,
ternyata itu sangat jauh dari background S1, sehingga itu akan merasa
kesulitan.
Bagi yang ingin melamar beasiswa, hal
ini harus dipertimbangkan juga. Harus dipersiapkan alasan yang kuat jika memang
memilih untuk jurusan yang berbeda dengan latar belajang sarjana. Alasan-alasan
yang dapat digunakan misalnya karena pekerjaan yang mengharuskan untuk memilih
jurusan lain ataupun karena penelitian yang dapat memberikan kontribusi lebih
bagi Indonesia.
Tentukan Peguruan Tinggi
Setelah menemukan jurusan yang sangat
sesuai dengan pilihan hati dan tujuan hidup masa depan, maka langkah berikutnya
adalah menentukan kampus yang akan dituju. Memang perkara universitas terkadang
suka dibuat galau oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai ranking di dunia. Padahal
hal itu hanya sebatas reputasi saja. Saya katakana bahwa percuma kita kuliah di
kampus Top 10 peringkat dunia namun jurusan yang diambil tidak sesuai dengan
tujuan hidup masa depan. Oleh sebab itu, jangan khawatir mengenai ranking
kampus. Pilihlah kampus-kampus yang sesuai dengan minat dan menyediakan program
studi yang diinginkan, namun meskipun demikian, jika tujuannya adalah
memperoleh beasiswa LPDP Kementrian Keuangan, maka kita juga perlu menyesuaikan
dengan daftar kampus yang disediakan oleh LPDP. Nah, bagaimana cara cepat
mencari kampus-kampus itu? Ternyata ada website yang menyediakan layanan
pencarian kampus.
Find a phd (https://www.findaphd.com)
Ketiga website itu dapat dipergunakan
untuk mencari jurusan dan Negara yang dapat membantu kita dalam mencari kampus
mana yang menyediakan jurusan yang akan diraih. Setelah menemukan, langsung
berselancar menuju kampusnya dan tembukan informasi-informasi penting yang
harus diraih. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Menu Admission
Setelah menemukan kampus dan jurusan
yang cocok disebuah Negara, menu utama yang harus dilihat adalah Admission.
Disana ada banyak persyaratan-persyaratan yang sekiranya sesuai dengan dokumen
yang sudah kita siapkan atau belum. Berdasarkan pengalaman saya, hal utama yang
perlu kita lihat adalah persyaratan Bahasa. Ini memang sangat penting, karena
hasil ujian kita sangat menentukan terhadap kampus tujuan. Untuk kampus-kampus
di Eropa, UK, US dan Australia umumnya menggunakan IELTS (International English
Languange Testing System). Sesuaikanlah dengan nilai hasil yang sudah kita
peroleh. Umumnya mereka meminta nilai IELTS 6.5. Kedua adalah persyaratan IPK.
Tidak dapat dipungkiri bahwa IPK juga mempengaruhi dan sebagai salah satu
pertimbangan utama bagi kampus untuk dapat menerima kita atau tidak. Umumnya
kampus-kampus di luar negeri meminta IPK minimal 3.25, namun meskipun demikian
ada juga kampus-kampus yang menerima IPK 3.0. Ketiga dalah biaya pendaftaran. Terkadang
ada beberapa kampus yang meminta admission fee, yang umumnya adalah sekitar 500.000
– 1.000.000 IDR. Sehingga kita perlu mempelajari bagaimana cara trabsfer uang
ke luar negeri. Nah itu lah yang perlu kita lihat ke menu admissionnya.
contoh Admission University of York
Mata kuliah
Jika dalam menu admission sudah cocok
dengan persyaratan beasiswa yang akan dipersiapkan, maka menu berikutnya yang
perlu dilihat adalah mata kuliah apa saja yang akan diambil. Ini sangat
penting, sebelum kuliah kita harus sudah memiliki gambaran mata kuliah apa aja
yang akan diambil. Website kampus-kampus di luar negeri sudah sangat lengkap
mengenai hal ini, mereka pasti menyediakan list mata kuliah apa saja yang harus
diambil oleh calon mahasiswanya. Biasanya beberapa kampus menyediakan pula list
daftar dosen pengampu nya. Dengan melihat ini, kita akan mengetahui gambaran
selama satu tahun atau dua tahun kedepan mengenai harapan keilmuan yang akan
diperoleh. Penting juga dalam menu mata kuliah, ada beberapa hal yang harus
kita buka.
Pertama adalah nama dosen pengajar,
betapa bahagianya apabila nanti kita akan belajar dengan salah satu expert
dibidang yang akan kita ambil. Jika hal itu memang ada, temukan kontak
e-mailnya dan langsung berkomunikasi dengan dia. Alangkah lebih baik lagi
apabila kita sudah menemukan professor yang expert dibidang rencana thesis
nanti. Kedua adalah tugas kuliah, biasanya kita suka melupakan hal ini.
Kampus-kampus di luar negeri sudah memberikan informasi selengkap-lengkapnya
mengenai tugas kuliah apa saja yang akan diambil, misalnya syarat kelulusan
maka kita harus menulis 3000 – 5000 kata dalam satu essay. Ketiga adalah system
penilaian, biasanya di Indonesia kita sudah terbiasa dengan nilai ABCDE, setiap
Negara pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda pula. Sehingga ada baiknya
jika kita mengetahui system penilaian itu.
Tentukan Negara tujuan
Setelah kita mensortir jurusan dan
tujuan kampus di luar negeri, pasti tentunya akan ada banyak pilihan dari
setiap Negara. Oleh sebab itu, kita juga perlu memilih Negara tempat kita akan
studi kedepan. Menentukan Negara tujuan juga sangat penting karena setiap negara
memiliki keunikan dan menyimpan sejarah masing-masing dalam sebuah keilmuan. Apabila
kita pandai dalam memilih negara tujuan, maka kita tidak akan hanya mendapat
keilmuan, namun juga pengalaman empiris secara langsung dari hasil kunjungan ke
situs-situs sejarah dunia. Misalnya saja Eropa, ada banyak benefit yang dapat
diperoleh apabila kita kuliah di Eropa. Pertama adalah manfaat bahasa. negara-negara
non English Speaking Country seperti Jerman, Prancis, Austria sehari-harinya
menggunakan bahasa mereka. Sehingga mau tidak mau selain menguasai bahasa
Inggris, kita juga perlu menguasasi bahasa dasar mereka, minimalnya ketika kita
kesasar disebuah tempat, kita tau apa yang akan kita sampaikan ke orang
sekitar. Bagi saya ini adalah manfaat yang sangat luar biasa, karena setelah
lulus dari Negara itu, kita menjadi mahir dalam banyak bahasa. Manfaat kedua
adalah mengunjungi situs-situs sejarah dunia. Berbicara Eropa, maka sudah
dipastikan kita dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang dapat kita
pelajari secara langsung, sepeti Museum Louvre di Prancis, Museum Wina di
Austria. Kita juga dapat merasakan pengalaman untuk mengunjungi Bukit
Kahlenbergh di Wina yang menyimpan kekalahan Dinasti Ottoman Turki ketika akan
menduduki Austria. Sehingga setelah pulang ke Indonesia, ada banyak hal yang dapat
diceritakan kepada anak-anak kita di masa depan.
Louvre Museum, Paris (Sumber: Google image) |
London (Sumber: Google image) |
Setelah berselancar mengenai hal-hal
itu, saya yakin kita tidak akan galau lagi mengenai penentuan jurusan dan
perguruan tinggi yang akan ditempuh untuk program pascasarjananya. Setelah itu,
teman-teman langsung mencari beasiswanya. Untuk informasi mengenai tata cara
memperoleh beasiswa, sudah saya tulis disini.
Jika ada pertanyaan-pertanyaan lain
yang belum jelas, saya dapat dihubungi melalui E-mail dan Instagram.
Semoga sukses.
The University of York (Sumber: Google image) |
York Minster (Sumber: The University of York) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar