Oleh
Asep Rudi Casmana
Episode 7
Jalan terjal menuju beasiswa LPDP
Sekarang
tiba saatnya pada bagian pembahasan mengenai speaking IELTS. Saya tidak pernah bosan untuk mengatakan bahwa
IELTS itu tidak ada short cut nya. Jangan
sekali-kali menanyakan kepada orang lain bagaimana tips mendapatkan nilai speaking tinggi, tanpa kita membiasakan
diri untuk berbicara. Dengan tekad yang kuat dan komitmen yang tinggi, saya
sangat yakin bahwa speaking IELTS
akan diperoleh dengan nilai yang sangat tinggi.
Saya
paling senang belajar dari kehidupan orang. Ketika pertama kali ketemu orang
baru, saya selalu bertanya “kamu sudah pernah pergi ke negara mana saja?” atau
apapun itu yang sifatnya berhubungan dengan kemampuan berbicara bahasa inggris.
Tanpa belajar IELTS, orang yang sudah terbiasa dengan lingkungan berhahasa
inggris setiap harinya, mereka akan mendapatkan nilai IELTS yang tinggi.
Pada
bagian ini, saya akan berbagi pengalaman untuk mendapatkan nilai yang tinggi
dalam speaking IELTS. Nilai yang
peroleh adalah 7.0, saya juga tidak tahu mengapa examiner memberikan nilai sebegitu tingginya kepada saya. Padahal
tutor saya selalu bilang bahwa bahasa inggris saya adalah sundanese English, dimana ketika saya berbicara bahasa inggris,
pasti ada logat sundanya. (coba dibayangkan). Hehe. Padahal waktu ujian, saya
mendapatkan urutan terakhir pada saat maghrib. Saya masih ingat, setelah keluar
dari ruang penguji, tiba-tiba adzan maghrib berkumandang. Saya juga masih ingat
ketika ujian, penguji sudah terlihat sangat lelah dengan wajah menunduk. Namun
saya tetap terus semangat supaya mendapat nilai yang tinggi. Asumsi orang-orang
bahwa yang mendapatkan ujian speaking jadwal sore selalu mendapatkan nilai
rendah, itu TIDAK. Mari kita positive
thinking saja kawan.
Selama
kurang lebih satu tahun di pare, saya sangat bersyukur memiliki kawan
seperjalanan yang memiliki sama-sama satu tujuan untuk berjuang mencapai nilai
tinggi hingga kuliah ke luar negeri. Sehingga saya tidak pernah berbicara dalam
bahasa Indonesia dengan dia, kami memiliki komitmen untuk terus berbicara
dengan menggunakan bahasa inggirs. Jika teman-teman sedang belajar di pare atau
dimanapun itu, lakukanlah hal ini karena kalau kita hanya speaking di kelas
saja, yakinlah kemampuan itu tidak akan mengingat. Ganti canda tawa dan cerita
sedih anda dengan menggunakan bahasa inggris, memang awalnya sangat susah,
namun ketika sudah terbiasa, saya sudah merasakan kalau itu sangat mudah. Kalau
belajar di English Studio Pare, jika kita ketahuan beberapa kali speak bahasa,
tutornya langsung mengeluarkan dari kelas untuk tidak dapat ikut pertemuan satu
hari. Sangat kejam, namun itulah didikan pare. Tetapi hasilnyapun sangat
memuaskan.
Setelah
terbiasa dengan berbicara sehari-hari, mulailah dengan latihan speaking IELTS.
Sekali lagi kalau speaking kita membutuhkan partner. Kita meminta teman untuk
memberikan pertanyaan, lalu dijawab. Untuk mempermudah evaluasi, gunakanlah
alat bantu seperti rekaman. Saya sangat menyarankan kepada teman-teman untuk
merekam dengan menggunakan video, karena dengan begitu selain kita dapat
mengoreksi pronunciation-nya, kita juga tahu ekspresi wajah kita. Dari situ
kita dapat melihat, bagaimana cara kita menjawab. Lakukan hal ini terus menerus
hingga kita merasa bahwa speakingnya sudah lancer.
Langkah
berikutnya adalah meniru. Ada banyak contoh di youtube bagaimana cara menjawab
speaking IELTS. Saya sangat menyarankan untuk melihat contoh dari British Council.
Perhatikan cara dia menjawab, vocabularies yang digunakan, serta ekspresi
wajahnya. Jangan bosan-bosan untuk memperhatikan dan meilihat contoh, karena
inilah yang akan membawa kita pada keberhasilan dalam ujian IELTS.
Selamat
mencoba.
berikut ini cara saya berlatih selama di pare:
Ini contoh dari Youtube
Video ini diambil sebelum saya ujian speaking IELTS task 1. Ini sebagai bentuk latihan saya selama di English Studio, Pare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar