Oleh Asep Rudi casmana
Sekolah merupakan suatu lembaga yang
dirancang untuk pengawasan siswa dibawah pengawasan guru. Maksud dari kata
pengawasan disini ialah untuk membentuk karakter yang baik bagi peserta didik,
sehingga sekolah tersebut akan menghasilkan para lulusan yang kaya akan ilmu
pengetahuan serta memiliki karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam sekolah tersebut, terjadi proses pendidikan, yaitu suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia dewasa (guru) yang bertanggung jawab membentu anak
menjadi dewasa. Untuk mendukung proses pendidikan serta memperkaya ilmu
pengetahuan yang akan diserap oleh para peserta didik, maka perlu adanya suatu
fasilitas-fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik agar
proses transfer ilmu dapat diserap maksimal oleh peserta didik.
Fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut seperti lapangan olah raga, lab
multimedia, ruang kelas yang nyaman, lab komputer, perpustakaan, kantin, lab
IPA dan yang lainnya. Selain fasilitas saran dan prasarana, sekolah juga harus
mempunyai kualifikasi guru yang berkopeten. Menurut Undang-undang No. 14 tahun
2005 (UUGD) syarat utama menjadi guru ialah memiliki; Kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jika salah satu dari
syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka guru itu tidak layak untuk
mengajar.
Jumlah sekolah menengah atas di
Indonesia ini sangat banyak, bahkan berjumlah ribuan. Berdasarkan data biro
Pusat Statistik (BPS) Jawa barat 2005/2006, Jumlah sekolah menengah atas di
Jawa barat terdapat 1.046. Namun tidak semua dari jumlah tersebut yang termasuk
katagori sekolah Ideal. Menurut Imam B Prasodjo, sekolah ideal adalah
sekolah yang bukan menjadi zona menakutkan bagi peserta didik, melainkan
sekolah yang menyenangkan bagi guru dan peserta didiknya. Yaitu sekolah yang
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai juga dapat dimanfaatkan oleh
para peserta didik. Berawal dari konsep sekolah ideal tersebut, kian kemari
muncul istilah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan sekolah
Mandiri/SSN. RSBI adalah suatu program pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat
3, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Sekolah yang sudah mempunyai label RSBI
ataupun sekolah mandiri selalu menjadi incaran para calon peserta didik. Selain
karena gengsi, para peserta didik itu juga merasa nyaman dalam
mengaktualisasikan diri. Karena sekolah ideal yang sudah RSBI mempunyai guru
yang berkualitas.
Salah satu sekolah yang sedang dalam
proses menuju Rintisan sekolah bertaraf Internasional adalah SMA Negeri 2
Subang, yang terletak di jalan Dangdeur KM. 5 Subang, Jawa Barat. Sekolah ini
mempunyai letak yang strategis karena dilewati oleh jalur antar kota. Sekolah
yang memiliki 30 kelas ini memiliki fasilitas-fasilitas belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh para siswa, diantaranya terdapat Gedung Olahraga, Lab.
Fisika, Lab. Biologi, Lab. Multimedia, Wifi, Lab. Komputer, Lab. Bahasa,
Mushola, Aula terbuka, Toilet Siswa, Ruang Serbaguna, lapangan bola 1, lapangan
basket 2, Lapangan bulu tangkis 4, lapangan voli 3, Ruang sekretariat osis,
Pramuka, PMR, Paskibra, Pecinta Alam, Rohis dan fasilitas lainnya. Dilihat dari
segi fasilitas, SMA Negeri 2 Subang termasuk sekolah Ideal. Karena sekolah ini
telah memenuhi standar fasilitas sekolah ideal. Para peserta didik yang
melanjutkan studi ke SMAN 2 Subang berasal dari berbagai wilayah di kabupaten
Subang. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya para peserta didik yang berasal
dari luar kecamatan subang.
Selain sarana dan prasarana yang
mendukung untuk menuju rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) ialah
yang memiliki guru yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Dalam hal
kualitas pendidik, para guru di SMAN 2 Subang mayoritas lulusan Sarjana. Namun
terdapat beberapa sarjana yang berasal dari jurusan non kependidikan. Sehingga
mereka kurang maksimal dalam menyampaikan materi yang ia sampaikan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, para
guru di SMAN 2 Subang selalu menggunakan media pembelajaran. Misalnya Infocus
dan laptop sebagai alat bantu ketika mereka menyampaikan materi. Media ini
sangat membantu para siswa, sehingga mereka lebih enjoy dalam belajar
dibandingkan dengan metode ceramah. Meskipun terdapat beberapa guru yang masih
menggunakan media konvensional. Ada juga beberapa orang guru yang memanfaatkan
media pembelajaran di sekitar sekolah, dengan menggunakan beberapa model
pembelajaran. Namun hal tersebut lebih menitikberatkan kepada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Biasanya guru yang mengunakan model ini ialah guru
biologi, ketika praktikum di lab. Atau guru pendidikan kewarganegaraan ketika
mempraktikan model demo kepada para peserta didiknya.
Dalam bidang Ekstrakurikuler, terdapat
beberapa organisasi yang dapat dijadikan sebagai pengembangan diri di bidang
kepemimpinan oleh para siswa. Seperti Osis (organisasi siswa intera sekolah).
Organisasi ini yang menampung bermacam-macam aspirasi atau sebagai jembatan
antara para siswa dan guru untuk menyampaikan aspirasinya. Setiap tahunnya Osis
SMAN 2 Subang menyelenggarakan acara Pekan Kreatifitas Siswa (PKS) dengan
menampilkan bakat-bakat dari para siswa di tiap kelasnya. Kegiatan pentas ini
bertujuan untuk menggali minat dan bakat para siswa dalam bidang seni, karena
tanpa adanya acara seperti ini, guru akan merasa kesulitan ketika mencari
bibit-bibit seniman.
Dibawah naungan OSIS terdapat beberapa
organisasi, diantaranya ada dewan ambalan, Palang merah remaja, paskibra,
Pecinta Alam Wana giri, Kelompok ilmiah Remaja, Ro’his Al-Banna, dan English
Club. Masing-masing organisasi mempunyai program kerja yang dapat berguna bagi
para anggota yang bergabung sebagai wahana pengembangan dirinya.
Dengan demikian sekolah SMAN 2 Subang
sedang dalam proses menuju sekolah Ideal, apabila merujuk kepada konsep ideal
menurut RSBI. Seluruh komponen-komponen yang pendidikan yang menunjang
pembelajaran sudah termasuk dan ada di sekolah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar